Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.
"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu. Saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.
Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.
Padahal yang dia miliki hanya tenaga.
Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.
Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).
Selama menjadi relawan, Ardian telah berkeliling ke beberapa daerah bencana seperti Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.
Namun, Ardian mengakui pengalaman bertemu Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang adalah yang paling menggetarkan hatinya.
Ardian ingat betul saat pertama kali bertemu Sukiyah.
Kaki wanita 50 tahun ini lemas dan tak bisa beranjak dari tempat dia tidur. Sukiyah buang air di sekitar tempat dia tidur.
Bahkan, rambut Sukiyah sepanjang 2 meter menjadi sarang tikus.