MEDAN, KOMPAS.com - Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) di Kebun Binatang Medan, Simalingkar B, mati pada Sabtu (25/1/2020).
Sebelum mati, gajah tersebut sudah tak mau makan sejak 3 - 4 hari.
Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan, Putrama Al Khairy mengatakan, gajah betina bernama Neneng ini usianya sudah 55 tahun.
Baca juga: Konflik Satwa, Penyebab Kematian Gajah Tertinggi di Aceh
Selama ini, Neneng menjadi salah satu daya tarik pengunjung taman margasatwa di Medan.
Sebelum mati, Neneng menunjukkan tanda-tanda tidak mau makan.
Sejak 3-4 hari yang lalu, gajah Neneng memilih-milih makanan.
Bahkan dua hari yang lalu, Neneng sama sekali tidak mau makan dan harus diinfus.
"Mulutnya menutup terus, sudah 3-4 hari lah. Sebelumnya sempat milih-milih. Dua hari ini sama sekali tak mau, akhirnya diinfus. Obat anti biotik itu kan dimasukkan melalui infus," ujar Putrama saat dihubungi, Sabtu.
Dengan kematian gajah Neneng, maka saat ini hanya tinggal satu gajah betina bernama Siti yang ada di kebun binatang Medan.
Gajah Neneng berasal dari Aceh, sedangkan Siti dari Taman Hutan Raya (Tahura) dan menghuni di Kebun Binatang Medan sejak 15 tahun yang lalu.
Gajah Neneng tak kekurangan pakan
Putrama menegaskan, Neneng maupun Siti tidak kekurangan pakan.
Selain mendapatkan jatah makan sesuai standar dari dokter hewan di Kebun Binatang Medan, kedua gajah tersebut juga tidak dikurung dan dibiarkan makan di areal Kebun Binatang.
"Gajah ini tidak dikurung, dia main-main di 30 hektar areal kita ini. Di situ dia bisa dapat tambahan makanan," katanya.
Faktor Usia