Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Butuh 65.000 Tenaga Kerja untuk Proyek Pembangkit Listrik 35.000 MW

Kompas.com - 25/01/2020, 07:25 WIB
Putra Prima Perdana,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Rencana pemerintah pusat untuk mewujudkan rencana mega proyek pembangkit listrik  35.000 megawatt membutuhkan pula tenaga kerja yang terbilang besar.

Dalam website resmi Kementerian BUMN, www.bumn.go.id, pemerintah telah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu megawatt (MW) dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019).

Pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit; masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.

Baca juga: 8 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mulai Beroperasi di Kepulauan Sumenep

 

Dan pada tahun 2015, PLN akan menandatangani kontrak pembangkit sebesar 10 ribu MW sebagai tahap I dari total keseluruhan 35 ribu MW.

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6 sampai 7 persen setahun, penambahan kapasitas listrik di dalam negeri membutuhkan sedikitnya 7.000 megawatt (MW) per tahun.

Artinya, dalam lima tahun penambahan kapasitas sebesar 35.000 MW menjadi suatu keharusan.

Kebutuhan sebesar 35 ribu MW tersebut telah dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Kita punya program pembangkit 35 Gigawatt itu kalau sudah selesai kebutuhan SDM-nya akan nambah. Kebutuhan SDM-nya, data awal 65 ribu tenaga kerja," kata Laode Sulaeman CEO Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementerian ESDM saat ditemui di Jalan Pahlawan, Kota Bandung, Jumat (24/1/2020).

Laode menambahkan, jika pembangkit listrik 35.000 megawatt nantinya terealisasi, kebutuhan SDM yang akan terserap tidak bisa sembarangan.

"Orang ini harus disertifikasi dulu semuanya sebelum terjun di bidang ini," ucapnya.

Dalam proses sertifikasi, SDM yang dibutuhkan juga perlu mengetahui bagaimana operasional sebuah pembangkit.

Untuk itu, Kementerian ESDM mulai membekali balai pelatihan tenaga kerja PPSDM KEBTKE Kementrian ESDM dengan simulator virtual khusus pembangkit listrik, Simgenic.

Laode menjelaskan, simulator Simgenic akan memberikan gambaran bagaimana mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas besar yang mampu menghasilkan listrik di atas 100 Megawatt.

"Secara spesifik tidak ada simulator fisik yang mampu menggambarkan itu. Untuk kita bisa, akhirnya kita belajar hanya teori. Dengan simulator ini kalau proses pengambilannya keputusan ketika ada trouble bisa cepat. Tinggal masukin datanya, ada  hambatan bisa disimulasikan sehingga bisa ngambil keputusan cepat juga memotong cost," jelasnya.

Baca juga: Bekasi Cari Investor Baru Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Sementara itu, Direktur Utama DAS Aviation Training Center (DATC) yang juga perwakilan SIMGENIC, Ikhsan Amin menuturkan, untuk mengendalikan pembangkit skala besar bukanlah hal yang mudah.

Namun, dengan simulator, SDM yang dibutuhkan dalam megaproyek pengadaan listrik 35.000 MegaWatt akan mampu mengoperasikan pembangkit baik dalam kondisi normal maupun saat kondisi darurat.

"Melalui penggunaan simulator dapat memberikan sistem pembelajaran tentang pembangkit listrik secara holistik dan terintegrasi, bahkan asesor dapat memilih berbagai skenario dalam uji kompetensi," tuturnya.

Ikhsan memastikan jika PPSDM KEBTKE Kementrian ESDM akan menjadi instansi pelatihan tenaga kerja pertama di Indonesia yang memiliki simulator pembangkit listrik.

"Hari ini kita menandatangani perjanjian kerja sama antara kantor Kementrian ESDM khususnya di bidang energi baru dan terbarukan. Simulator OTS pembangkit listrik di Indonesia ini belum ada. Nanti kalau simulator ini terpasang di Pusat Pengembangan SDM, Kementerian ESDM akan menjadi pusat pertama di Indonesia yang memiliki simulator OTS untuk pembangkit listrik dan lembaga sertifikasinya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com