Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita Bupati Pelalawan Gendong Jenazah Anaknya | Rambut Sukiyah Jadi Sarang Tikus

Kompas.com - 25/01/2020, 07:05 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Berita populer nusantara kali ini diawali dengan kisah Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, HM Harris yang bercerita kalau pernah mengendaong jenazah anaknya yang meninggal karena sakit untuk dibawa pulang ke rumah

Hal itu ia lakukan karena tidak ada uang untuk menyewa mobil ambulans.

Peristiwa tersebut terjadi saat dirinya belum menjabat sebagai bupati. Kala itu, dia gagal menjalankan bisnis di Pulau Jawa dan memilih pulang ke Pekanbaru.

Sementara itu, berita derita Sukiyah, berteman gelap hingga rambut jadi sarang tikus juga jadi perhatian pembaca Kompas.com.

Betapa tidak, setelah ditinggal ibunya meninggal tiga tahun lalu, ia harus hidup sendiri.

Bahkan, ia sempat tidur di teras. Oleh warga, dia dimasukkan ke dalam rumah dan setiap malam selalu dikunci dari luar.

Sementara adiknya semenjak menikah sebelum pindah ke Banjarnegara tak pernah pulang dan berkirim kabar.

Baca berita lima populer nusantara selengkapnya:

1. Kisah Bupati Pelalawan gendong jenazah anaknya

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah

Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, HM Harris menceritakan kisah pilu yang dialaminya beberapa tahun silam.

Harris bercerita pernah menggendong jenazah anaknya yang meninggal karena sakit untuk dibawa pulang ke rumah. Hal tersebut dilakukan karena Harris tidak mempunyai uang untuk menyewa ambulans.

Ia tak memiliki banyak harta dan uang, yang ada hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dalam keadaan pas-pasan, anak keduanya jatuh sakit. Harris dan istrinya, Ratna Mainar, membawanya berobat ke rumah sakit.

Harris menjual barang-barang yang tersisa untuk biaya berobat. Namun, takdir berkata lain. Anak kedua Harris meninggal dunia.

Karena tak memiliki uang untuk menyewa ambulans, Harris menggendong jenazah anaknya pulang ke rumah.

"Siapa pun yang sakit, tolong diobati segera tanpa memandang latar belakang pasien. Ini perlu saya tegaskan," kata Harris dengan suara serak sehabis menangis setelah berhasil mengontrol emosinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com