Jadi, gelar tersebut merupakan penghormatan terhadap Nurseno yang dipandang berhasil mengembangkan Padepokan Syah Bandar Karimadi.
“Kita sudah konfirmasi ke Forkopimcam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan), mereka mengakui Nurseno orang Pakenjeng, tapi bicara kerajaan tidak ada, yang ada adalah padepokan,” katanya.
Baca juga: Heboh Keraton Agung Sejagat, Kini Viral Kerajaan Kandang Wesi di Garut
Dari laporan yang diterimanya dari Forkopimcam, menurut Wahyu selama ini Nurseno juga menjalankan ajaran agama Islam seperti umat Islam umumnya.
Hanya, memang Nurseno juga dikenal sebagai pelestari budaya.
“Jadi tidak ada kerajaan yang seperti di Jateng, gelar rajanya hanya penghargaan dari komunitasnya, (bentuk) kerajaannya sendiri lebih pada pendekatan budaya, makanya tidak ada pertentangan dari masyarakat disana,” katanya.
Kantor Kesbangpolinmas sendiri, secara resmi memanggil Nurseno SP Utomo yang ramai disebut sebagai Raja Kerajaan Kandang Wesi di media sosial Sabtu (24/01/2020) malam.
Dalam pertemuan tersebut, Nurseno memaparkan soal berbagai hal yang menyangkut kegiatannya di Padepokan Kandang Wesi yang disebut-sebut sebagai Kerajaan Kandang Wesi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan