Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan PAUD Tempat Penitipan Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda Ditutup

Kompas.com - 25/01/2020, 06:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, penutupan PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda dilakukan guna mempermudah proses hukum yang kini sedang ditangani polisi.

Selain itu, ada masukan dari banyak pihak termasuk masyarakat, perhimpunan guru PAUD hingga permintaan kepolisian menginginkan PAUD ditutup.

"Jadi kami ambil sikap sebaiknya ditutup dulu agar tak menimbulkan gejolak-gejolak lain," ungkap Asli saat dihubungi, Jumat (24/1/2020).

Baca juga: Pengacara Sebut Penutupan PAUD Tempat Penitipan Balita Tanpa Kepala karena Tekanan Publik

Asli meminta kepada orangtua yang menitipkan anaknya di PAUD itu agar memindahkan ke sekolah lain.

Tim teknis dari Disdik juga sudah mengumpulkan semua PAUD yang ada di Samarinda guna meningkatkan standar pengamanan.

"Saya juga instruksi semua PAUD harus pasang CCTV melalui edaran," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, dua pengasuh PAUD Jannatul Athfaal telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Yusuf.

Mereka bernama Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26).

Kedua pengasuh ini dinilai lalai oleh polisi karena luput mengawasi Yusuf.

Yusuf dinyatakan hilang saat dititip di PAUD tersebut, Jumat (22/11/2019).

Yusuf kemudian ditemukan dua pekan kemudian dalam kondisi tewas tanpa kepala, Minggu (8/12/2019) di lokasi berbeda yang berjarak empat kilometer dari PAUD.

Baca juga: PAUD Tempat Penitipan Balita yang Tewas Tanpa Kepala di Samarinda Ditutup

 

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya memutuskan untuk menutup PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda, Kamis (23/1/2019).

Pengacara PAUD Jannatul Athfaal, Muhammad Japri mengatakan, penutupan PAUD dan kerja polisi seperti dalam tekanan publik dan keluarga. Padahal banyak hal yang belum diungkap.

Seperti, kemana Yusuf pergi, penyebab kematian, dan lainnya.

Karena tekanan dari orang-orang membuat yayasan terpojok.

"Kasihan yayasan tidak bersalah. Kasihan guru-guru yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga terpaksa dihentikan. Ada 11 guru tak bekerja akibat PAUD itu ditutup," ujar Japri, saat dihubungi, Jumat (24/1/2020). (Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com