Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Burung Hantu, Panen Padi di Desa Pasirmulya Karawang Melimpah

Kompas.com - 24/01/2020, 18:06 WIB
Farida Farhan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Berkat burung hantu, panen padi di Desa Pasirmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melimpah.

Padahal, sebelumnya petani di desa ini kerap mengalami gagal panen karena serbuan tikus.

"Rata-rata 10 ton per hektare. Ada yang lebih, tergantung pemupukan dan perawatannya," ujar Saepudin, petani sekaligus Ketua Tim Perawatan Penangkaran Burung Hantu di Desa Pasirmulya, Jumat (24/1/2020).

Hasil panen melimpah tersebut berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya, sebab warga kerap mengalami gagal panen dikarenakan serangan tikus.

Saat itu, lanjutnya, petani rata-rata hanya memanen dua hingga tiga ton per hektare.

"Seringkali malam rencana mau panen, paginya sudah enggak ada. Di sini sebelumnya endemis tikus," ujar Saepudin.

Baca juga: Khawatir Merugi, Petani di Kampar Panen Padi di Tengah Banjir

Kepala Desa Pasirnulya Rosadi Satra Setia Mulya menyebut hasil panen melimpah itu merupakan buah dari memerangi tikus dalam waktu yang tak sebentar.

Dia bersama warganya telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi serbuan tikus.

Padahal, Rosadi tahu betul, Karawang termasuk desanya lumbung padi di Jawa Barat bahkan nasional.

"Kami tidak ingin hanya lumbung semata, tak ada padinya. Saya berpikir keras sejak pertama menjabat kepala desa pada 2008," katanya.

Rosadi mengaku belajar pada materi rantai makanan pada pelajaran Biologi sewaktu menimba ilmu di sekolah.

"Saat itu kami menggunakan garangan (musang) dan 70 persen berhasil. Namun musuhnya pemilik bebek karena musangnya mengganggu bebek-bebek mereka," katanya.

Baca juga: Hasil Panen Padi di Baubau Merosot Tajam akibat Kekeringan

Rosadi kemudian meminta pendapat banyak orang, termasuk Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) di Jatisari, Karawang, untuk berkonsultasi.

Setelah mendapat saran itu, Rosadi kemudian mengajukan pemberantasan tikus dengan burung hantu ke Dinas Pertanian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com