Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Nurseno: Saya Hanya Mengajarkan Bela Diri

Kompas.com - 24/01/2020, 17:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Setelah dikejutkan dengan keberadaan Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire dan Kesultanan Selaco, publik juga dihebohkan adanya Kerajaan Kandang Wesi di Kampung Cimareme, Desa Tegalgede, Pakenjeng, Garut.

Nurseno SP, sosok di belakang Kerajaan Kandang Wesi, membantah jika dirinya disebut raja.

"Saya hanya mengajarkan bela diri yang jadi adat dan kebudayaan Indonesia," ungkap Nurseno.

Ia tidak setuju jika Kerajaan Kandang Wesi disamakan dengan Keraton Agung Sejagat.

Pasalnya, Nurseno tak pernah mendeklarasikan diri sebagai raja. Ia pun mengaku tak pernah mendirikan kerajaan.

Baca juga: Prasasti Keraton Agung Sejagat Hanya Batu Biasa, Desainnya Dicari di Google

Gelar raja

Pendopo padepokan kandang wesiKOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Pendopo padepokan kandang wesi

Sebelumnya, Nurseno mengaku pernah mendirikan sebuah padepokan Syahbandar kari Madi.

"Saya dirikan (padepokan itu) tahun 1998," katanya.

Nurseno mengatakan, dirinya mendapatkan gelar raja sebagai bentuk penghargaan atas jasanya mendirikan padepokan.

Pemberian gelar dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan disaksikan perwakilan keraton-keraton dan kesultanan di Indonesia.

Gelar raja tersebut, akunya, diberikan Ketua Forum Komunikasi Raja-Raja dan Sultan Nusantara Tahun 2015 yang juga merupakan kepala budaya TMII, Maskut Thoyib.

Baca juga: Soal Sunda Empire, Polisi Periksa 8 Saksi dari Kesbangpol, Staf UPI, hingga Ahli Sejarah

Pengikutnya murid padepokan

Bagian dalam pendopo padepokan kandangwesiKOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Bagian dalam pendopo padepokan kandangwesi

Bukan dalam bentuk kerajaan, Nurseno menegaskan dirinya hanya mendirikan padepokan silat.

Hanya saja lokasi padepokan tersebut didirikan di daerah yang menurut sejarah pernah menjadi Kerajaan Kandang Wesi.

"Saya hanya jadi pemangku adat saja, untuk menjaga budaya yang ada," ungkapnya.

Mengenai pengikut, ia menjelaskan pengikutnya adalah murid-muridnya di padepokan silat.

Namun, kata Nurseno, mereka pun tidak pernah merasa sebagai pengikut kerajaan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com