Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup "Zero Waste" Bebas Sampah, Ibarat Instal Aplikasi di Ponsel Jadul

Kompas.com - 24/01/2020, 11:55 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.comZero waste life style atau gaya hidup bebas sampah tengah digaungkan para pegiat lingkungan hidup. Tak terkecuali di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Adalah Sandi Mulyadi (36), pemuda asal Kampung Cicadas, Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang, yang gigih mengampanyekan isu lingkungan hidup lewat Zero Waste Cianjur (ZWC) yang didirikan pada 2017.

Dibentuk sejak tiga tahun lalu, komunitas ini lantang menyuarakan isu lingkungan hidup, termasuk strategi pemanfaatan sampah yang terintegrasi dan berdaya guna.

Akan tetapi, mengampanyekan hidup bebas sampah, diakui pria kelahiran Bandung yang akrab disapa mang Yadi ini, bukanlah perkara mudah. Namun, teramat sulit, ibarat menginstal aplikasi di ponsel jadul.

"Indonesia ini gambarannya seperti HP jadul yang tidak bisa diinstal aplikasi seperti whatsapp, instagram, atau lainnya. Kalau negara maju itu ibaratnya smartphone, HP android," kata mang Yadi kepada Kompas.com, Jumat (24/01/2020).

Baca juga: Peduli Sampah, Pemuda Cianjur Ini Sulap Popok Bekas Jadi Pot Warna-warni

Kenyataan sampah di Indonesia

"Nah, gaya hidup zero waste atau pengolahan sampah yang terintegrasi lingkungan ini semacam software atau aplikasi," ucapnya.

“Jadi, selama Indonesia ini belum di upgrade, kapasitas sumber daya manusianya, regulasinya, kebijakannya, maka tidak akan terinstal software ini. Jadi, yah harus di upgrade dulu dari HP jadul ke smartphone," 

Kenyataan itulah yang kemudian membuat mang Yadi tidak begitu ngotot ke pemerintah agar mendukung gerakannya tersebut.

“Daripada ngos-ngosan habis energi, dan saya jadi gagal fokus sehingga tidak bisa berkarya. Ya sudahlah, konsep sudah saya tawarkan, kalau tidak mau, saya cari yang lain, ke masyarakat saja yang lebih jelas pergerakannya,” ujar dia.

Dengan atau tanpa dukungan pemerintah, mang Yadi akan tetap lantang mengampanyekan hidup bebas sampah sebagai bentuk tanggungjawabnya sebagai penduduk Bumi.

“Kita harus menyadari bahwa isu lingkungan ini adalah isu tentang keberlangsungan masa depan Bumi. Kalau kita masih betah tinggal di Bumi, yah jaga lingkungannya,” ucapnya.

Sejatinya, zero waste adalah hidup nol sampah. "Tapi kan mustahil, manusia tidak menghasilkan sampah. Namun, setidaknya mari mulai meminimalisir memproduksi sampah," kata mang Yadi.

Baca juga: Wujudkan Surabaya Zero Waste, Risma Terbitkan Larangan Gunakan Kantong Plastik Sekali Pakai

Kiprah Zero Waste Cianjur

Zero Waste Cianjur diharapkan menjadi medium komunikasi dan edukasi bagi masyarakat tentang bagaimana menjaga lingkungan agar bersih dan bebas sampah.

Sang founder, Sandi Mulyadi mengatakan, komunitasnya lebih membidik kalangan milenial sebagai penduduk bumi yang paling dominan saat ini. 

Terlebih, pola hidup mereka yang akrab gawai, simpel dan instan telah memicu lahirnya produk-produk kemasan berbahan plastik yang sangat berdampak buruk bagi lingkungan.

“Jika generasi milenial ini paham akan gaya hidup zero waste, maka akan berdampak besar bagi keberlangsungan masa depan Bumi ini,” kata dia.

Selain membidik generasi milenial, pihaknya juga menyasar kalangan lain lewat pendekatan program Zero Waste for Kids, Zero Waste for Moms, Zero Waste for Preneurship, dan lainnya.

“Kolaborasi antar lembaga tentu menjadi sebuah keniscayaan, pemerintah, para stakeholder yang ada, dan lainnya. Karena, isu lingkungan ini menjadi tanggungjawab semua pihak, tanpa terkecuali," ujar mang Yadi.

Baca juga: 300 Kg Sampah Popok Bayi Diangkat dari Sungai Brantas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com