Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2020, 07:11 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sherly Yolanda Since Tamakaimu (13) terancam tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Tahun 2020

Sherly adalah murid kelas VI Sekolah Dasar Negeri 3 Pongo, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di sekolah tersebut, Sherly adalah siswi titipan karena tak punya surat pindah dari sekolah asalnya.

Hingga Januari 2020, Sherly yang berasal dari Kabupaten Mappi, Papua, tidak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) karena tidak memiliki identitas diri termasuk data dari sekolah asalnya di Papua. Padahal ujian nasional tinggal tiga bulan lagi.

Baca juga: Ini Permintaan Siswi SD di Wakatobi pada Jokowi, “Bapak Presiden Tolong Bantu Saya Ikut Ujian

Saat Kompas.com menemuinya di sekolah, Sherly mengaku ingin mengikuti ujian bersama dengan teman-temannya dan meminta tolong Presiden Jokowi untuk membantunya.

“Saya mau ingin sekolah. Bapak Presiden tolong bantu saya untuk ikut ujian, saya mau ingin sekolah, tolong saya,” kata Sherly, Kamis (23/1/2020).

Baca juga: Cerita Kegigihan Tukang Kebun Sekolah yang Punya 15 Anak, Jual Cacing Sebagai Sampingan

Lahir di Papua

Sherly pindah ke Kabupaten Wakatobi pada tahun 2018 bersama orangtua angkatnya, La Bae dan Sulistia. Ia lahir pada tahun 2007 di Kampung Baru Distrik Obaa, Kabupaten Mappi, Ppaua

Karena tak memiliki surat pindah sekolah, Sherly kemudian menjadi murid titipan di SDN 3 Pongo, Wakatobi.

Saat mengetahui anak angkatnya terancam tidak bisa mengikuti ujian karena tidak memiliki data diri, Sulistia (34), orangtua angkat Sherly, berusaha menghubungi orangtua kandung Sherly di Papua.

Namun Sulistia kesulitan berkomunikasi karena jaringan telepon.

Baca juga: Kisah Tukang Kebun Sekolah Punya 15 Anak, Tinggal di Rumah 5x7 Meter hingga Tidur di Halaman

“Kami kesulitan menghubungi orangtuanya karena jaringan, kecuali mereka yang menelepon menghubungi kami. Kami tanyakan akte kelahirannya, kartu keluarga, mereka tidak tahu dan juga belum mengerti,” ungkap Sulistia.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 3 Pongo Abdul Maafi mengatakan pihak sekolah sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Wakatobi agar Sherly bisa masuk dalam daftar peserta UN tahun pelajaran 2019-2020.

Mereka juga berusaha untuk melengkapi data termasuk menghubungi sekolah lama Sherly di Kabupaten Mappi.

Baca juga: Diteriaki Lonte oleh Guru, Siswi SMK Ini Berhenti Sekolah

“Upaya sejauh ini, data-data yang ada ini harus dilengkapi. Kami juga sudah konfirmasikan kepada pihak asal usul sekolah Sherly, kami sudah ambil datanya dan pihak sekolah sudah hubungi kabupaten, kami sedang menunggu,” ucapnya.

Masalah yang dialami Sherly tersebut diceritakan oleh Saleh Hanan, seorang warga di Wakatobi.

Ia membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo agar membantu Sherly agar bisa ikut ujian dan melanjutkan pendidikannya.

Baca juga: Siap-siap, Pemkot Semarang Mulai Gratiskan Biaya Pendidikan di Sekolah Swasta

Di dalam surat tersebut, Saleh menjelaskan orangtua Sherly tidak bisa mengurus administrasi kependudukan untuk Sherly.

“Tak ada data tentang dirinya dari sekolah asal di Papua. Tak punya akte kelahiran dan kartu keluarga. Sekolah yang sudah 2 tahun mendidik Sherly di Wakatobi sedang kesulitan menolongnya. Guru-guru, kepala sekolah, tak kuasa berhadapan dengan teknologi Dapodik,” tulis Saleh Hanan dalam surat terbukanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Defriatno Neke | Editor: Khairina)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com