Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bupati Pelalawan Gendong Jenazah Anaknya karena Tak Ada Biaya Sewa Ambulans

Kompas.com - 24/01/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bupati Pelalawan HM Harris bercerita pernah menggendong jenazah anaknya yang meninggal karena sakit untuk dibawa pulang ke rumah. Hal tersebut dilakukan karena Harris tidak mempunyai uang untuk menyewa ambulans.

Kisah tersebut diceritakan Harris saat sambutan dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Raker Kesda) di aula Kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (23/1/2020).

Saat menceritakan kisah itu, Harris sempat tak bersuara sekitar lima menit. Ia terlihat terdiam dan mengambil tisu untuk mengusap air matanya.

Baca juga: 5 Kisah Berkah Menabung Uang Koin, Bisa Bayar Persalinan hingga Beli NMAX

Menurut Harris, peristiwa tersebut terjadi saat dia belum menjabat bupati. Kala itu, dia gagal menjalankan bisnis di Pulau Jawa dan memilih pulang ke Pekanbaru.

Ia tak memiliki banyak harta dan uang, yang ada hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dalam keadaan pas-pasan, anak keduanya jatuh sakit. Harris dan istrinya, Ratna Mainar, membawanya berobat ke rumah sakit.

Baca juga: Mahasiswa Jember Tewas Membusuk di Kamar Kos, Sempat Telepon Ibu

Mereka menjual barang-barang yang tersisa untuk biaya berobat. Namun, takdir berkata lain. Anak kedua Harris meninggal dunia.

Karena tak memiliki uang untuk menyewa ambulans, Harris menggendong jenazah anaknya pulang ke rumah.

"Siapa pun yang sakit, tolong diobati segera tanpa memandang latar belakang pasien. Ini perlu saya tegaskan," kata Harris dengan suara serak sehabis menangis setelah berhasil mengontrol emosinya.

Baca juga: Ini Akhir Kisah Saiful, Anggota TNI Gadungan yang Menipu Istri hingga 7 Tahun Pernikahan

Dilansir dari Tribunnews.com, Harris meminta agar semua petugas kesehatan bekerja dengan ikhlas dan tulus melayani warga yang sakit.

Selain itu, dia menegaskan komitmen daerah yang mengedepankan pelayanan kesehatan gratis.

Baca juga: Fakta Lengkap Mahasiswa Jember Tewas di Kamar Indekos, dari Bau Menyengat hingga Korban Sempat Mengeluh Sakit

"Jangan pernah melihat pasien dari suku, agama, rasnya, dan golongannya. Mau dia kaya, miskin, pendatang, atau tempatan. Yang pasti layani dulu, nanti yang lain bisa diurus kemudian," tegas Harris lagi.

Dia juga mengatakan, anggaran untuk kesehatan dari APBD sudah besar sehingga tak ada alasan warga yang sakit tak diobati.

"Anggaran kesehatan saat ini sudah besar dialokasikan dari APBD, jadi tak ada alasan bagi warga yang sakit untuk tidak diobati," tegasnya.

Baca juga: Ganjar Larang Rumah Sakit se-Jateng Tanya Isi Dompet Pasien Miskin

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan Asril mengatakan, semua petugas medis yang bekerja di fasilitas kesehatan pemerintah harus mengabdi sesuai dengan profesi masing-masing.

Beberapa penyakit yang menjadi sorotan di Pelalawan seperti gizi buruk, stunting, dan penyakit lain yang mendominasi.

"Ada beberapa program yang harus kita jalankan dalam peningkatan kualitas pelayanan dalam tahun 2020. Ini yang akan diuraikan dalam Raker Kesda ini," tandas Asril.

Baca juga: Gendong Gadis Lumpuh ke Mobil Patroli untuk Berobat, Kapolsek: Bapaknya Sudah Tua dan Sakit

Raker Kesda diikuti oleh para medis yang datang dari 14 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci, Poskesdes, dan faslitas kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten Pelalawan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Masa Sulit Bupati Pelalawan, Gendong Jenazah Anaknya Pulang karena Tak Mampu Sewa Ambulans

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com