Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kelenteng Coklat, Tertua di Surabaya dengan 22 Patung Dewa

Kompas.com - 23/01/2020, 16:22 WIB
Achmad Faizal,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Salah satu lokasi tempat persembahyangan umat Tionghoa saat perayaan Tahun Baru Imlek di Surabaya adalah Kelenteng Hok An Kiong.

Kelenteng ini lebih populer disebut Kelenteng Coklat karena berlokasi di Jalan Coklat Nomor 2, Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan.

Kelenteng Coklat disebut klenteng tertua di Surabaya yang dibangun pada 1821.

Pemkot Surabaya menetapkan klenteng tersebut sebagai cagar budaya sesuai Surat Keputusan Wali Kota Surabaya, Nomor 188.45/258/436.1.2/2012.

Dalam prasasti yang tertempel di dinding gedung kelenteng, Kelenteng Coklat yang pengelolaannya di bawah yayasan Sukhta Loka itu diresmikan sebagai cagar budaya pada 2013.

Baca juga: Ikan Dewa Jadi Buruan Jelang Imlek, Harga Capai Rp 1 Juta per Kilogram

Kelenteng Coklat berada di kawasan Surabaya utara yang sejak dulu merupakan pusat aktivitas perekonomian warga kota.

"Kelenteng ini dibangun di tengah-tengah kampung Pecinan Surabaya," kata Pengurus Kelenteng Coklat, Wijaya, kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2020).

Dalam sejarah Kota Surabaya, dulu banyak warga keturunan China yang menetap di Surabaya tepatnya di Surabaya bagian utara, yang lokasinya tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak dan Sungai Kalimas sebagai pusat perekonomian.

"Karena dulu banyak warga keturunan yang beraktivitas di sini, akhirnya mereka membangun klenteng," ujar dia.

22 Dewa

Klenteng Coklat biasanya digunakan spot foto model.KOMPAS.COM/A. FAIZAL Klenteng Coklat biasanya digunakan spot foto model.

Kelenteng Coklat dikenal sebagai kelenteng yang paling banyak menyediakan altar dewa dari kelenteng-kelenteng lainnya di Surabaya.

Ada 22 altar dewa dengan altar utama dewa Thian Siang Sing Boo atau Ma Co Poh.

21 dewa lain di antaranya, We Toh Po Sat, Kuan Im, Tee Cong Ong Poh Sat, Budha Gautama, Mie Lek Hud, Hua Kong, Hua Mu, dan Cap Pek Lo Han.

Altar-altar dewa tersebut tersebar di 2 ruang utama dan ruang samping.

"Kalau di sini patung dewanya paling banyak. Lengkap ada 22 dewa. Umat sembahyang bisa berdoa dan menyebut pengharapan apa saja, dari minta anak, jodoh, hingga rezeki," terang dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com