Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD Ngaku Temukan Bangkai Babi di IPAL Kabupaten Semarang

Kompas.com - 22/01/2020, 20:26 WIB
Dian Ade Permana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Semarang Rizka Dwi Saputra menemukan bangkai babi yang dibuang di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di dekat Sungai Parat.

Padahal, bangkai tersebut harusnya dibakar atau dikubur.

Sungai Parat selama ini menjadi sumber kebutuhan air bahan baku untuk pelanggan PDAM, dan mengalir hingga Rawa Pening.

Menurutnya, banyak peternak babi di Kecamatan Getasan yang melanggar peraturan.

Saat ini, terdapat 17 peternak babi dan yang aktif ada 13 peternak.

Dari jumlah tersebut, sebanyak enam peternak memiliki izin yang masih berlaku dan tujuh peternak masa berlaku izin usahanya sudah habis.

"Kita temukan memang banyak pelanggarannya, mulai dari perizinan hingga operasional IPAL (Instalasi Pengolaham Air Limbah)," ujar Rizka, Rabu (22/1/2020).

Baca juga: Viral Sumber Air Tercemar Limbah Babi, PDAM Kabupaten Semarang: Kami Jamin Aman

Diakuinya, setiap peternak memiliki IPAL. Namun, setelah ditinjau ternyata tidak sesuai aturan.

Selain itu kapasitasnya tidak sebanding dengan jumlah babi yang diternak.

Menurut Rizka, setiap peternak setidaknya memiliki 2,000 babi.

Sementara jumlah limbah yang dikeluarkan per hari setiap babi mencapai 2 kilogram.

"Jika semua kotoran itu dibuang ke sungai tapi belum diolah, tentu berpotensi menyebabkan limbah dan jadi sumber penyakit," ujar anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang ini.

Dia sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menertibkan IPAL peternak babi.

"Kalau mau usaha tentu harus sesuai peraturan, jadi kami sarankan agar IPAL diperbaiki. Karena kalau tidak sesuai peraturan maka peternakan bisa ditutup. Ini kita fokus pada penanganan di limbah agar tidak mencemari lingkungan," tegasnya.

Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang Yudinita Artsiani mengatakan, tahun lalu sudah diadakan uji laboratorium.

 

"Hasilnya bakteri coli yang ada melebihi baku mutu. Kami juga sudah melakukan sosialisasi penanganan terhadap kasus tersebut," ujarnya.

Baca juga: Gerakan #SaveBabi, Warga Tuntut Ganti Rugi atas Babi yang Mati di Sumut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com