Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir dan Longsor di Sijunjung, Ratusan Rumah Terdampak hingga 3 Jembatan Rusak Parah

Kompas.com - 22/01/2020, 19:35 WIB
Perdana Putra,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, mencatat hingga Rabu (22/1/2020), terdapat ratusan rumah warga terdampak banjir dan longsor.

"Laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sijunjung ada 185 rumah yang terendam banjir dan 15 rumah dihantam longsor," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sijunjung Zefnihan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/1/2020).

Menurut Zefnihan, awalnya bencana banjir dan longsor dilaporkan hanya terjadi di tiga kecamatan yakni Sijunjung, Kamang Baru dan Tanjung Gandang.

Namun, hingga Rabu sore dilaporkan Kecamatan Sumpur Kudus terdampak. 

"Sudah ada empat kecamatan yang dilaporkan terdampak banjir," jelas Zefnihan.

Baca juga: Pemkab Sijunjung Tetapkan Tanggap Darurat Bencana 15 Hari ke Depan

Tak hanya rumah warga, kata dia, terdapat ada satu unit puskesmas, sekolah dan tiga jembatan rusak diterjang banjir.

"Kami terus melakukan pendataan. Saat ini petugas masih berada di lapangan," ujar Zefnihan.

Sebelumnya diberitakan, Pemkab Sijunjung menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 15 hari terhitung, Selasa (21/1/2020).

Baca juga: Banjir Bandang dan Longsor di Sijunjung, 1 Rumah Terbawa ke Badan Jalan

Penetapan masa tanggap darurat dikarenakan dampak bencana yang terjadi di tiga kecamatan Sijunjung, Tanjung Gadang dan Kamang Baru.

"Dilaporkan untuk sementara ada sekitar 100 rumah yang terdampak. Saat ini, kita sedang melakukan pendataan," kata Zefnihan.

Selain itu, kata dia, terdapat dua titik longsor yang menutupi badan jalan Lintas Sumatera.

"Saat ini kedua titik itu sudah dibuka sehingga akses jalan sudah kembali lancar," jelas Zefnihan.

Kendati demikian, masih terdapat sejumlah titik jalan kabupaten yang terkena longsor di Silokek.

"Satu jembatan juga putus di Kamang Baru akibat luapan air sungai sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Saat ini, kita sedang melakukan pendataan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com