Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Bocah Rizki, Diduga Disiksa Orangtua Kandung hingga Koma

Kompas.com - 22/01/2020, 19:14 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sulit rasanya menahan air mata untuk tidak menetes ketika masuk ke rumah kayu milik pasangan Alit Rokayah (45) Tahdi (46) di Kampung Cibolang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/1/2020).

Siapa tidak tergetar hatinya melihat di dalam rumah tersebut tergeletak tak berdaya seorang bocah di atas kasur. Bocah itu bernama Muhammad Rizki Anugerah (7), anak angkat Alit dan Tahdi.

Saat dikunjungi Kompas.com, Alit terlihat tengah dengan sabar menggunakan pipet, meneteskan air putih sedikit demi sedikit ke pinggir bibir Rizki, anak angkatnya yang telah dirawat sejak tahun 2013 lalu.

Sementara mata Rizki hanya menatap kosong. Mulutnya menganga dan tangannya kaku mendekap dada bak orang ketakutan.

Baca juga: Temui Bupati Wakatobi, Keluarga Berharap Bocah 11 Tahun yang Disandera Abu Sayyaf Segera Bebas

 

Kaki kirinya terlihat sangat kurus seperti hanya tulang terbungkus kulit, kaku dan sulit untuk diluruskan. Sementara kaki kanannya terkulai lemas tak berdaya.

Alit menceritakan, sebelum keadaannya memprihatinkan seperti saat ini, Rizki adalah anak yang sehat, normal dan aktif.

Keadaan berubah ketika di hari Idul Fitri tahun 2019 lalu, kedua orangtua kandung Rizki, JK dan SR, membawanya pulang ke Desa Margamekar, Pangalengan.

"Saya merawat Rizki sudah sejak usia 18 hari. Orangtua kandungnya minta saya merawat Rizki karena saya waktu itu belum punya anak. Setiap lebaran orangtua kandung Rizki suka ke sini untuk silahturahmi. Karena waktu itu lihat saya lagi sakit Rizki dibawa dulu, nanti kalau saya sudah sembuh dikembaliin lagi," kata Alit kepada Kompas.com, Rabu siang.

Singkat cerita, setelah sembuh Alit, kemudian menghubungi kembali JK dan SR untuk meminta agar Rizki dikembalikan. Namun permintaan Alit selalu ditolak SR dan JK.

Setelah tiga bulan dirawat oleh orangtua kandung, pikiran Alit yang semula positif terhadap SR dan JK tiba-tiba berubah.

Alit curiga ada sesuatu yang terjadi pada anak angkatnya ketika suatu hari JK dan SR meminta Alit untuk tidak lagi menanyakan kabar Rizki.

"Saya memang sering telepon menanyakan kabar anak ini. Tapi terakhir sebelum Rizki ketahuan kondisinya seperti ini, orangtuanya marah-marah sama saya. Saya enggak boleh telepon lagi nanyain Rizki," aku Alit.

Kecurigaannya terbukti pada tanggal 16 September 2019, Alit mengetahui anak angkatnya sudah koma dengan kondisi luka-luka di beberapa bagian tubuh.

Informasi tersebut didapatkan dari kader PKK Desa Margamekar, desa di mana SR dan JK tinggal.

Setelah mengetahui kondisi Rizki yang memprihatinkan, Pemerintah Desa Margamekar bersama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung langsung membawa Rizki ke RSUD Soreang.

Lantaran keterbatasan peralatan medis, sehari kemudian Rizki dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Di RSHS Bandung, Rizki sempat dirawat selama tiga bulan hingga akhirnya diputuskan untuk dirawat di rumah Alit.

Namun sebelum pulang, Alit dan Rizki menjalani terapi selama beberapa minggu agar perawatan Rizki di rumah bisa ditangani oleh Alit.

"Kalau dibilang menyesal, penyesalan saya sebesar gunung. Kenapa waktu itu saya kasih Rizki. Tapi saya ikhlas, saya akan merawat Rizki sampai sembuh," katanya.

Indikasi penyiksaan

Aep Saepudin, kepala Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, mengaku bahwa pihaknya yang membawa Rizki ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Menurut dia, saat ditemukan kader PKK, kondisi Rizki saat itu sudah tidak berdaya dengan sejumlah luka-luka di tubuhnya.

"Setelah dirawat di Hasan Sadikin, dari hasil visum ternyata ada indikasi kekerasan. Saat ini sudah ditangani sama Polda Jabar," katanya.

Aep mengatakan, proses hukum terhadap JK dan SR, orangtua kandung Rizki, bakal berlanjut.

Namun demikian, ada dinamika yang perlu dipertimbangkan sebelum masuk proses lebih lanjut.

Pertimbangan tersebut menurut Aep adalah masalah pengasuhan anak. Ternyata, pasangan JK dan SR memiliki 8 orang anak, termasuk Rizki.

Baca juga: Kronologi Bocah 9 Tahun Dianiaya Orangtuanya hingga Tewas, Dilakukan 2 Hari secara Bersamaan

 

Jika nantinya SR dan JK masuk bui, hingga saat ini belum bisa dipastikan siapa yang akan merawat 7 orang anak lainnya.

"Kalau ibu Alit sudah bersedia merawat Rizki. Andaikata JK dan SR ditangani penyelidikan hingga penyidikan, anak-anak dan mertuanya harus nyaman dulu. JK dan SR  belum punya rumah pribadi, masih numpang di majikannya. Yang punya rumah juga sudah meminta JK keluar dari rumah itu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com