Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Modifikasi Rem Penyebab Kecelakaan Bus yang Tewaskan 9 Orang di Subang

Kompas.com - 22/01/2020, 18:06 WIB
Agie Permadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil olah TKP dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA) diketahui penyebab kecelakaan bus pariwisata PO Purnamasari nomor polisi E 7508 W di Kampung Nagrok Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, berasal dari sistem pengereman tidak berfungsi.

Dirlantas Polda Jabar Kombes Eddy Djunaedi mengatakan, sistem pengeraman yang tidak berfungsi disebabkan adanya modifikasi yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

Pengereman yang tidak sesuai spesifikasi, kata dia, diketahui setelah mendatangkan tim dari APM (Agen Pemegang Merek) Mercedes Benz.  

"Hasil pengolahan diketahui penyebab kecelakaan karena ditemukan adanya modifikasi pengeraman yang tidak sesuai standar pabrik," ujar Eddy di Mapolda Jabar, Rabu (22/1/2020).

Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Subang, Sempat Nyanyi Lagu Kemesraan Sebelum Bus Terguling

Eddy menjelaskan, modifikasi sistem pengereman yang tidak sesuai dengan pabrikan Mercedes Benz berpengaruh besar terjadinya kecelakaan.

"Komponen tersebut seharusnya terbuat dari pipa besi, namun dimodifikasi menggunakan selang karet dan tidak dilengkapi dengan alat pengunci katup. Sebagai ganti pengunci katup diikat karet dari ban dalam," tuturnya.

Dia menambahkan, olah TKP menggunakan metode TAA bertujuan untuk mengetahui penyebab sebenarnya kecelakaan itu terjadi.

"TAA kita tentukan dari awal keadaan disitu pada saat kejadian dan pada akhir. Selanjutnya kita tentukan kecepatan bus dari sebelum kejadian sampai pada saat kejadian," kata Eddy.

Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Bus di Subang Bertambah Jadi 9 Orang

Selain itu, hasil dari metode TAA diketahui bus bergerak dengan kecepatan awal 80 kilometer per jam, kemudian pada saat akhir diketahui kecepatan mencapai 51,50/ km per jam.

Hal tersebut, Eddy menyimpulkan bus melaju kencang, sehingga sopir tak sempat mengerem.

"Tidak ditemukannya jejak pengereman di TKP sepanjang 150 meter yang kita lakukan olah TKP kemarin. Hanya kita temukan bekas split ban," pungkasnya.

Baca juga: Ruang ICU Terbatas, RSUI Rujuk Korban Kecelakaan Bus di Subang ke Rumah Sakit Lain

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com