Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Sumber Air Tercemar Limbah Babi, PDAM Kabupaten Semarang: Kami Jamin Aman

Kompas.com - 22/01/2020, 15:50 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi


UNGARAN, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan sumber air PDAM Kabupaten Semarang tercemar limbah babi, viral di berbagai media sosial.

Aliran air di Sungai Parat yang berada di Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tersebut mengeluarkan buih.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Teknik PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang, Eko Budi Santosa menjamin air yang dialirkan ke pelanggan tidak terkontaminasi limbah babi.

"Sumber mata air yang diambil PDAM tidak terpapar limbah karena berada di bawah sungai. Aliran sungai tersebut dasarnya sudah dicor beton," jelasnya, Rabu (22/1/2020).

Baca juga: 8.000 Pelanggan PDAM Terdampak Pencemaran Rawa Pening

Sementara untuk bak penampungan air, dibuat setinggi dua meter dengan tebal 50 sentimeter.

"Jadi aliran air tidak masuk ke penampungan, kami jamin tidak ada rembesan. Kami juga melakukan cek laborat secara rutin dan hasilnya air masuk kategori layak," papar Eko.

Tingkat kerawanan penampungan air di Ngrawan, lanjutnya, jika ada banjir bandang. Dengan kondisi tersebut maka aliran air sungai bisa masuk ke dalam bak penampungan.

Antisipasi yang dilakukan PDAM jika ini terjadi adalah membuang air di saluran pembuangan yang berada di daerah STT Sangkakala.

Peternakan babi, kata Eko, berada di daerah Tolokan. Jaraknya dari sumber air PDAM sekira dua kilometer.

"Jika hujan deras, kita langsung menyiagakan petugas untuk memantau keadaan air. Petugas tersebut yang mengontrol air di Ngrawan," jelasnya.

Baca juga: Pipa PDAM Bocor, 21.000 Rumah di Kota Malang Krisis Air Bersih

Eko mengungkapkan pelanggan PDAM Kabupaten Semarang yang terlayani dari sumber Ngrawan ada di Sumogawe dan Getasan. Sementara untuk pelanggan yang ada di Kota Salatiga ada di wilayah Kecamatan Argomulyo.

"Jumlah pelanggan ada sekitar 2500 di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga," katanya.

Terpisah, Jumadi, warga Ngrawan mengatakan limbah tersebut mengalir di Sungai Parat sudah berlangsung sekitar lima tahun.

"Biasanya seminggu sekali ada limbah yang mengalir. Airnya berbuih dan berwarna coklat serta baunya menyengat," ungkapnya.

Menurutnya, aliran dari Sungai Parat mengalir sampai ke Rawa Pening.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com