Hal serupa juga dialami Waginem (70). Di depannya tumpukan daging sapi, dan organ dalam masih tersedia.
Sama seperti pedagang lainnya, sejak penyakit yang berasal dari bacillus anthrax muncul di Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong jualannya tak lagi laku.
"Sampai saat ini (09.00 WIB), baru satu kilogram (yang laku), biasanya sudah 4 sampai 5 kilogram," ucap Waginem.
"Sehari kemarin (Selasa 21/1/2020), hanya laku dua kilogram, biasanya sehari bisa sampai 20 kilogram. Sejak ada itu (penyakit antraks) tidak ada orang yang membeli," kata Waginem.
Baca juga: Warga Positif Antraks, Sri Sultan: Saya Mohon Orang Gunungkidul Hati-hati Lah
Daging yang dijual seharga Rp 130.000 per kilogramnya, dipastikan Waginem berasal dari sapi sehat.
Bersama empat pedagang lainnya, Waginem memilih sendiri sapi yang dagingnya akan dijual.
"Sapi sik loro kok dituku (sapi sakit kok dibeli), Mending yang sehat tidak merugikan pembeli," ucap Waginem.
"Untuk yang tidak laku ya di es (freezer)." kata Waginem.