KOMPAS.com - Seorang guru ngaji di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Aceh Utara, berinisial RJ alias MZ (26) tega mencabuli dua santrinya sendiri yakni A (13), dan M (14).
Akibat perbuatan itu, kedua santri tersebut mengalami trauma berat. Bahkan, salah satu santri berinisial A menuliskan kesedihan yang dialaminya bersama dengan temannya M dalam sebuah buku harian miliknya.
Kepada polisi, MZ, guru ngaji yang mencabuli santrinya mengaku nekat melakukan aksinya karena kerap menonton film porno.
Berikut fakta selengkapnya:
Wakil Kepala Polisi Resort Lhokseumawe Kompol Ahzan mengatakan, kasus ini sendiri terungkap saat sembilan santri dan dua korban pencabulan melarikan dari pesantren pada November 2019 lalu.
Mereka, sambungnya, lari dari pesantren untuk melaporkan gurunya MZ ke Polsek Dewantara, Aceh Utara.
Orangtua kedua santri korban pencabulan juga turut datang ke kantor polisi membuat laporan.
Kedua korban A dan M, adalah santri laki-laki.
Baca juga: Sembilan Santri Lari dari Pesantren, Laporkan Guru Ngaji yang Cabuli 2 Teman Mereka
Setelah mendapat laporan dari korban, polisi pun melakukan penyelidikan.
"Kita komunikasi persuasif, sehingga tersangka MZ itu datang ke kantor polisi untuk menyerahkan diri. Di antar oleh pimpinan pesantren," katanya.
Selain mengamankan tersangka, sambung Ahzan, pihaknya juga turut mengamankan pakaian korban, pakaian pelaku, dan buku harian milik korban.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Pencabulan 9 Bocah Laki-laki di Bengkulu: Dulu Saya Juga Korban...
Ahzan mengatakan, berdasarkan pengakuan MZ guru ngaji yang cabuli santrinya, dirinya nekat melakukan aksi itu karena kerap menonton film porno.
Akibatnya, memacu dirinya untuk melakukan pelecehan seks terhadap santri pria.
Sambungnya, diduga pelaku memiliki penyimpangan seksual sehingga mencabuli santri pria.
“Dia mengaku memiliki pacar, namun tetap juga menyukai pria. Kami menduga ada korban lainnya, kami imbau korban melapor ke polisi,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (21/1/2020).
Baca juga: Cabuli 2 Santrinya, Guru Ngaji Mengaku Terpengaruh Film Porno
Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lhokseumawe Iptu Lilisma Suryani mengatakan, dua santri korban pencabulan guru ngaji mengalami trauma berat.
“Kondisi psikologisnya terganggu,” kata Iptu Lilis di kantornya, Senin (20/1/2020).
Bahkan, saat melapor kasus itu, kedua korban menangis saat menceritakan apa yang telah mereka alami di pesantren.
Dia mengatakan, pemulihan trauma terus dilakukan dengan bekerja sama dengan instansi pemerintah.
“Kami dalami terus kasus ini. Pemulihan trauma juga kita lakukan,” katanya.
Baca juga: Guru Ngaji Pesantren Cabuli 2 Santri Laki-laki di Lhokseumawe Aceh
Lilis mengatakan, salah satu santri korban pencabulan guru berinisial A, menuliskan kesedihan yang dialami bersama temannya M (14) dalam sebuah buku harian miliknya.
“Buku harian itu juga jadi barang bukti,” ungkapnya di kantornya, Senin (20/1/2020).
Tak hanya itu, sambungnya, kedua santri yang diduga dicabuli guru agama berinisial MZ juga mengalami trauma berat.
Baca juga: Santri Korban Pencabulan Guru Agama di Aceh Utara Tulis Kesedihannya di Buku Harian
Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor: Dony Aprian, Aprilia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.