Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penemuan Kerangka Manusia yang Gegerkan Warga, Kerangka Satu Keluarga hingga Ditemukan di Septic Tank Mertua

Kompas.com - 22/01/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kerangka manusia ditemukan duduk di sofa rumah kosong di Kompleks Sukamenak Indah Blok I 62 RT 006 RW 004 Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/1/2020).

Pemilik rumah mengaku, rumah tersebut tidak pernah ditempati sejak dibeli pada tahun 2014. Kerangka yang diduga adalah laki-laki itu kali pertama ditemukan oleh Suherman saat diminta pemilik rumah membersihkan tempat tersebut.

Selain penemuan kerangka duduk di sofa, Kompas.com merangkum sejumlah penemuan kerangka yang menghebohkan warga:

Baca juga: Kerangka Ayu Selisa di Septic Tank, Dugaan Pelaku Pembunuhan Mengarah ke Suami

1. Saat mencangkul, temukan kerangka satu keluarga

Tersangka Irvan (32) dan Putra (27) melakukan adegan mengubur jasad korban di kebun belakang rumah Misem (76) warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Tersangka Irvan (32) dan Putra (27) melakukan adegan mengubur jasad korban di kebun belakang rumah Misem (76) warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019).

Rasman (63), warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Banyumas, Jawa Tengah tak menyangka akan menemukan kerangka manusia saat hendak mencangkul di kebun, Kamis (22/8/2019).

Waktu itu, ia mencangkul di kebun rumah Misem, warga setempat.

Bukan hanya satu kerangka, Rasman menemukan empat kerangka manusia.

Akhirnya terungkap bahwa empat kerangka tersebut adalah tiga anak dan satu cucu pemilik kebun, Misem yang empat hingga lima tahun menghilang.

Ketiga anak Misem adalah Supratno (51), Sugiono (46) dan Heri Sutiawan (41). Sedangkan kerangka perempuan adalah anak Ratno yakni Vivin Dwi Loveana (22).

Berdasarkan hasil forensik, tim dokter RSUD Margono, Soekarjo, Purwokerto menemukan bekas luka akibat pukulan benda tumpul, hingga tengkoraknya retak.

Ditemukan pula tali yang mengikat di salah satu tulang leher. Berangkat dari temuan itu, mereka berempat diduga dibunuh.

Baca juga: Ini Peran Tersangka Ibu dan Tiga Anaknya Dalam Kasus 4 Kerangka Manusia di Banyumas

Polisi mengungkap keempat orang tersebut dibunuh oleh anak kedua Misem bernama Saminah. Dalam menjalankan aksinya, Saminah dibantu tiga orang anaknya yakni Sania (37), Irvan Firmansyah (32) dan Achmad Saputra (27).

Para tersangka mengaku menghabisi nyawa keempat orang tersebut pada 9 Oktober 2014.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, kasus pembunuhan dilatarbelakangi perebutan harta orangtua mereka yakni Misem.

Saminah serin terlibat cekcok dengan kakak dan adiknya mengenai harta Misem.

"Beberapa tahun terakhir mereka selalu cekcok terkait dengan penggunaan harta yang merupakan harta milik orangtuanya, Misem," kata Bambang.

Sebelum dikubur, mereka dibunuh dengan cara dipukul oleh anak Saminah yang bernama Irvan menggunakan besi ungkitan dongkrak dan tabung gas elpiji 3 kilogram.

Baca juga: Anak Keempat Misem Minta Pembunuh hingga Tinggal Kerangka di Banyumas Dihukum Seumur Hidup

2. Dibunuh anak dan istri, dicor di bawah mushala

Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019). Surya.co.id/Sri Wahyunik Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Maret 2019 lalu, seorang ayah bernama Surono (51) dibunuh oleh anak lelakinya Bahar (27) dan istrinya Busani (47).

Bahar memukul ayahnya dengan linggis hingga meninggal, sedangkan Busani membantu mematikan lampu rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com