Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan #SaveBabi, Warga Tuntut Ganti Rugi atas Babi yang Mati di Sumut

Kompas.com - 21/01/2020, 20:36 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wisma Mahinna di Jalan Rela, Medan, Selasa sore tadi (21/1/2020), dipenuhi oleh warga yang mengaku sebagai pecinta daging babi, peternak, pengusaha rumah makan dan penjual daging serta penjual pakan ternak.

Di tempat itu, mereka memulai satu gerakan dengan judul #SaveBabi.

Gerakan tersebut pernah disinggung Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap beberapa hari yang lalu di hadapan wartawan di kantornya di Jalan Gatot Subroto, Medan.

Pertemuan ini sendiri merupakan bentuk protes terhadap rencana Pemprov Sumut yang berencana memusnahkan seluruh babi di Sumut setelah merebaknya demam babi afrika (african swine fever/ASF).

Baca juga: Bupati Sambut Baik Nias Selatan Jadi Pusat Pembibitan Babi Pasca-serangan Virus ASF

Ketua gerakan #SaveBabi, Boasa Simanjuntak mengungkapkan, masyarakat Batak dan pecinta babi di Sumut dengan tegas menolak rencana itu karena babi memiliki kedaulatan tersendiri dalam hidup orang Batak, terutama dalam urusan adat.

"Dalam urusan adat, babi tidak bisa digantikan dengan hewan lain. Ini bukan perkara main-main," katanya saat pidato.

Saking sakralnya ternak babi, lanjut dia, bisa terjadi pertengkaran antarkeluarga jika ada satu pihak yang tak mendapat bagian dari ekor babi. Itu baru bagian ekor, belum lagi dengan urusan lain yang lebih esensial.

Dia menyayangkan pemerintah juga dinilai lalai dalam penetapan status penyakit yang menyebabkan kematian puluhan ribu babi di Sumut.

Sebelumnya, pemerintah yakin bahwa kematian babi disebabkan virus kolera babi. Lalu kabar terakhir disebut karena ASF.

"Ini menandakan kalau pemerintah sepele. Tidak melalui penelitian yang mendalam. Masyarakat yang jadi bingung," katanya.

Kematian puluhan ribu babi di Sumut ini sudah membawa dampak buruk terhadap perekonomian warga.

Dalam pertemuan itu, banyak warga atau peternak yang mengeluh karena babi mereka habis. Padahal beternak babi merupakan sumber penghasilan utama mereka.

Rencananya, pada 3 Maret mendatang, mereka akan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumut.

Rencana ini sudah dimatangkan, tinggal eksekusi.

Tuntutan utama mereka adalah mendesak pemerintah segera mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah ASF, selain pemusnahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com