Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Jejak Pembalakan Liar Hutan Lindung Sendiki yang Mulai Gundul

Kompas.com - 21/01/2020, 09:55 WIB
Andi Hartik,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Hutan lindung Pantai Sendiki, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terancam gundul.

Penebangan pohon liar marak terjadi di kawasan hutan itu.

Hutan yang semula rimbun, kini berubah menjadi gersang. Sebagian lahan bahkan telah beralih fungsi menjadi ladang.

Terik matahari terasa menyengat saat menyusuri hutan pada Minggu (19/1/2020).

Baca juga: Misteri Dugaan Penggelapan Uang Nasabah Bank Jatim Pamekasan Rp 2,7 Miliar

Tidak selayaknya hutan lindung yang rimbun, Hutan Sendiki sudah gersang, bahkan mulai gundul.

Bekas pembalakan liar masih terlihat jelas di kawasan itu. Banyak pohon yang masih baru ditebang.

Sebagian ada yang masih dibiarkan untuk kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan diangkut ke luar hutan. Serbuk kayu bekas penebangan dan pemotongan itu masih berserakan.

Hutan itu berada di petak 68D, RPH Sumber Kembang, BKPH Sumber Manjing, KPH Malang.

Tepatnya di Desa Tambakrejo, Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang. Luas hutan mencapai 500 hektar.

Tepat di dalam hutan itu terdapat Pantai Sendiki. Pantai itu menjadi salah satu tujuan wisatawan.

“Sudah parah, sekitar 70 persen sudah terdampak pembalakan liar,” kata Koordinator Program dan Juru Kampanye Profauna Erik Yanuara.

Terdapat jalan paving memasuki hutan tersebut.

Jalan paving sepanjang sekitar 200 meter digunakan oleh pembalak hutan untuk mengangkut pohon curiannya menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Alami Krisis Air Sepekan, Warga Kota Malang Mandi di SPBU

“Mereka mengangkut pakai motor. Ditebang dulu, setelah itu dipotong menjadi balok, kemudian diangkut,” kata Erik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com