“Sekarang, mayat korban dilarikan ke RSUD dr Soebandi Jember untuk dilakukan visum,” ujar dia.
Baca juga: Mahasiswa Jember Ditemukan Membusuk di Kamar Indekos
Bus rombongan wisata Gunung Tangkuban Parahu mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2020).
Bus pariwisata tersebut terguling saat melintas di Turunan Palasari, Kampung Nagrog, desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang pada Sabtu sore.
Akibat kejadian itu, delapan orang meninggal termasuk sopir bus bernama Dede Purnama (41).
Ibu kandung Dede, Risa (63) mengatakan, kecelakaan itu bukanlah kemauan anaknya yang mengendarai bus pariwisata yang terguling di Subang.
Menurutnya kejadian itu adalah musibah yang sama sekali tak diinginkan oleh keluarganya.
"Bukan kepengen anak saya, ini musibah. Mudah-mudahan lancar semua, jangan ada halangan suatu apapun," kata Risa.
Tak hanya itu, pihaknya sebagai keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh korban.
"Minta maaf kepada korban yang banyak, minta dimaafin anak saya, bukan kemauan anak saya, saya minta dimaafin, kepada semua korban, dari pihak anak saya sebagai sopir," kata Risa dengan mata berkaca-kaca.
Seorang anak buah kapal (ABK) bernama Muhammad Alfatah warga asal Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, meninggal karena sakit di atas kapal dan jenazahnya dibuang di laut.
Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Alfatah meninggal setelah sebelumnya mengalami sakit saat sedang melaut pada 18 Desember 2019.
Dalam surat itu disebutkan, sakit yang dialami Alfatah adalah kaki dan wajah bengkak, nyeri di dada, dan napas pendek.
Kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah, namun kondisinya tak kunjung membaik.