Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Antraks di Gunungkidul, Pemda Akan Bangun Kolam dan Shower di Pasar Hewan

Kompas.com - 20/01/2020, 21:57 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, berencana membangun kolam dipping yang berisi disinfektan di dua pasar hewan besar di Gunungkidul.

Rencananya kolam akan dibuat di Pasar Hewan Munggi Semanu dan Siyono Harjo, Kecamatan Playen.

Harapannya dengan adanya kolam ini bisa meminimalisasi penyebaran bakteri antraks dan penyakit hewan lainnya.

"Kami sedang menyusun anggaran vaksin, nanti diajukan. Termasuk susun anggaran untuk dipping di pasar," Kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, saat ditemui di kantornya, Senin (20/1/2020). 

Baca juga: Warga Positif Antraks, Sri Sultan: Saya Mohon Orang Gunungkidul Hati-hati Lah

Dijelaskannya, kolam dipping nantinya akan dilengkapai shower untuk penyemprotan disinfektan, saat mobil pengangkut hewan masuk ke pasar.

"Saat ini contoh kolam dipping di Bidang Peternakan (Dinas Pertanian dan Pangan)," kata Bambang menambahkan.

Pihaknya juga mengajukan anggaran vaksin, obat-obatan, alat pelindung diri, termasuk KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi).

Pihaknya telah melakukan penyuntikan antibiotik, yang pada Sabtu (18/1/2020) lalu dilaksanakan di Desa Pucangan, dan Desa Dadapayu, kecamatan Semanu.

Adapun desa yang diberikan vaksinasi dan antibiotik sesuai dengan ring wilayah terpapar dan berpotensi terpapar.

Ring merah untuk Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, dengan sapi sebanyak 579 ekor, kambing 1.458 ekor.

Zona kuning di Desa Sidorejo Ponjong dan Desa Dadapayu Semanu.

Desa Sidorejo memiliki 2.500 ekor sapi dan 2.000 ekor kambing.

Sedangkan di Desa Dadapayu 335 ekor sapi dan 803 ekor Kambing.

Zona kuning berikutnya di Desa Semanu dan Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu.

Desa Semanu sebanyak 825 ekor sapi dan 1805 ekor kambing. Sedangkan Desa Ngeposari sebanyak 552 ekor sapi dan 759 ekor kambing.

Desa Pucanganom, Rongkop sedang dilakukan penghitungan.

"Setelah dilakukan pemberian antibiotik dua minggu setelahnya baru diberikan vaksin. Setelah dua puluh hari dari pemberian vaksin, hewan baru boleh keluar dari lokasi endemis," kata Bambang. 

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan pengaturan lalu lintas ternak untuk mencegah hewan di lokasi endemik tidak keluar untuk sementara.

"Jadi dari data kami dari data sejak Desember, yang terpapar hanya di Dusun Ngrejek," ucap Bambang.

Hewan ternak yang positif antraks yakni dua sapi dan dua kambing di Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon. Untuk puluhan lainnya negatif, karena keracunan 

27 warga postifi antraks

Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati mengatakan, kondisi 27 orang yang positif antraks telah membaik.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

 

Belum ada laporan terkait penambahan jumlah warga yang terpapar antraks.

Hanya saja pihaknya menindaklanjuti adanya laporan warga di Semin.

"Tadi kami dapat informasi ada satu orang yang diduga (antraks), tapi saya belum konfirm, karena teman-teman baru jalan ke Kecamatan Semin hari ini. Yang di Semin itu ada keluhan luka dan yang bersangkutan kerjaannya memotong sapi," ucap Dewi. 

Informasi sekecil apapun tentang antraks akan ditindaklanjuti.

Hal ini untuk meminimalisasi risiko kerawanan antraks di Gunungkidul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com