Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragukan Hak Angket, Komunikasi DPRD dan Bupati Jember Semakin Buntu

Kompas.com - 20/01/2020, 21:35 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Bupati Jember Faida mendatangi Gedung DPRD Jember Senin (20/1/2020).

Kehadiran Faida ini menjadi moment langka. Sebab, ketika diundang oleh DPRD Jember, kerap tidak hadir.

Bahkan, saat pelantikan anggota DPRD Jember periode 2019-2014 pada Agustus 2019 lalu, Faida tidak datang.

“Hari ini saya dan wabup datang memenuhi undangan DPRD Jember. Karena kami beriktikad baik dan ini juga respons dari DPRD atas surat resmi tertulis kami sebelumnya, yang meminta penjadwalan ulang setelah tanggal 17 Januari 2020," kata Faida, kepada Kompas.com, di Gedung DPRD Jember.

Baca juga: Mahasiswa Jember yang Tewas Membusuk Dikenal Tertutup

Dalam rapat angket sebelumnya, Faida mengirimkan surat ke pimpinan DPRD Jember untuk meminta penjadwalan ulang atas undangan dewan.

Salah satu alasannya karena pihaknya masih mengkaji keabsahan atau dasar hukum DPRD Jember untuk menggulirkan hak angket kepada dirinya.

Alasan itu membuat DPRD geram karena menilai hak angket tidak sah. Tak heran, hubungan kedua lembaga semakin memanas.

Sebab, bupati bisa menilai kinerja Dewan yang sebenarnya dalam posisi setara.

"Memang ada beberapa pandangan kritis kami atas hak angket. Kami juga telah menyiapkan jawaban tentang hal-hal yang menjadi pertanyaan DPRD," ujar dia.

Ketika ditanyakan lebih dalam, Faida tidak menjawab poin mana saja yang dikritisi dari hak angket dewan.

"Nanti teman-teman bisa melihatnya (membaca jawaban tertulis bupati)," jawab Faida lalu meninggalkan para wartawan.

Sementara itu, David Handoko Seto, juru bicara panitia angket DPRD Jember menambahkan, meskipun bupati memenuhi undangan DPRD Jember, namun masih belum ada titik temu antara kedua belah pihak.

“Karena bupati masih meragukan keabsahan panitia angket," ucap dia, saat jumpa pers di ruang Banmus DPRD Jember.

Menurut politisi Nasdem ini, semua pihak sudah mengakui keabsahan hak angket DPRD Jember.

Karena pihak legislatif merasa sudah menempuh semua mekanisme sesuai aturan perundang-undangan.

"Maka tadi kami sampaikan ke bupati. Kalau bupati mau membacakan jawaban di depan panitia hak angket. Bupati harus mengakui dulu keabsahan panitia angket," ujar dia.

Selain itu, ketidahadiran Operasi Perangkata Daerah (OPD) saat diundang panitia angket karena memang dilarang oleh bupati Jember.

“Ini menurut kami justru melanggar konstitusi, karena di dalam tata tertib jelas, panitia angket boleh memanggil siapa saja yang dibutuhkan untuk kepentingan memenui keterangan untuk angket,” terang dia.

Baca juga: Geram dengan Sikap Pemkab, Panitia Hak Angket DPRD Jember Ancam Panggil Paksa

 

Untuk itu, panitia angket akan terus berjalan hingga selesai.

Sebelumnya, Faida memang beberapa kali tidak memenuhi undangan dewan.

Dimulai dari undangan untuk menjawab pertanyaan atau interpelasi dewan pada 27 Desember 2019.

Ketidakhadiran Faida tanpa alasan ataupun perwakilan itu, membuat Dewan sepakat untuk menaikkan interpelasi menjadi hak angket atau hak penyelidikan dewan pada 31 Desember 2019.

"Kebuntuan (komunikasi bupati-DPRD Jember) ini dimulai dari bupati sendiri. Saat kami dilantik pada Agustus 2019 lalu saja, beliau tidak mau hadir. Coba bandingkan dengan daerah-daerah lain. Mungkin Jember satu-satunya," tambah Tabroni, ketua Panitia Hak Angket DPRD Jember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com