Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Riyanto, Jadi Relawan Pemadam Karhutla karena Anaknya Jadi Korban Kabut Asap

Kompas.com - 20/01/2020, 07:38 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah kisah mengharukan datang dari seorang relawan pemadam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Relawan tersebut bernama lengkap Riyanto. Sebelum jadi relawan, ternyata pria yang akrab disapa Ari ini memiliki sejarah yang kelam.

Seorang anaknya yang masih bayi meninggal dunia akibat terpapar kabut asap karhutla pada tahun 2015 silam.

Kisah itu diceritakan Ari kepada Kompas.com saat memadamkan api karhutla di Jalan Riau ujung, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Minggu (19/1/2020).

 Baca juga: TNI AU Kembangkan Water Container Bombing untuk Pemadaman Karhutla

Siang itu Ari sedang beristirahat di bawah pohon mangga bersama sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru.

Dia tampak lelah usai berjibaku dengan api  yang membakar lahan gambut seluas lebih kurang dua hektar.

Ari pun mulai bercerita awal mula menjadi relawan pemadaman karhutla.

Pada tahun 2015 lalu kebakaran besar melanda hutan dan lahan disejumlah wilayah di Riau. Tak terkecuali di Kota Pekanbaru. 

Baca juga: Sepanjang Januari 2020, 9 Orang Pelaku Karhutla di Riau Ditangkap

Kabut asap pekat 2015 renggut bayinya

Kala itu, kabut asap pekat menyelimuti Riau dan sudah banyak berdampak terhadap masyarakat.

"Jadi saat kabut asap pekat, anak saya yang ketiga lahir pada tanggal 12 Desember 2015 jam 16.00 WIB," sebut Ari.

 Namun, keesokan harinya tanggal 13 Desember 2015, bayinya yang diberi Istiqomah, itu meninggal dunia akibat menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Baca juga: Cegah Karhutla, BNPB Bangun Sodetan di Kabupaten Ogan Ilir

Ari mengatakan, bayinya sempat mendapat perawatan medis di rumah sakit, namun akhirnya meninggal dunia.

Karena menurut dia, bayinya sejak dalam kandungan ibunya sudah terpapar asap.

Mata pria kelahiran Gisting 12 Juli 1976, itu terlihat berkaca-kaca mengingat sejarah itu.

Dia pun membuka handphonenya dan memperlihatkan foto anaknya yang sedang dirawat sebelum meninggal dunia. Sang bayi tampak dipasangi nebulizer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com