"Saya sangat sedih kalau ingat kisah itu," imbuh suami Eli Asnawati (41) itu.
Ari dikaruniai empat orang anak. Anak pertama sudah berkerja disebuah toko di Pekanbaru. Anak kedua duduk di bangku sekolah SMP.
Sedangkan anaknya yang keempat masih berusia dua tahun satu bulan. Yang meninggal anak yang ketiga.
Mereka tinggal di sebuah ruman papan di Jalan Riau ujung, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Baca juga: Dorong Riau 2020 Bebas Karhutla, Digelar Ajang Lari Dalam Hutan Sumatera Jungle Run
Setelah anaknya meninggal dunia akibat kabut asap, Ari memutuskan untuk terjun menjadi relawan pemadam karhutla.
Karena kebakaran lahan waktu itu juga terjadi di sekitar tempat tinggalnya.
Dia mengaku menjadi relawan pemadam karhutla, supaya tidak ada lagi korban jiwa akibat asap.
"Saya jadi relawan supaya tidak ada yang senasib dengan saya. Makanya setiap ada karhutla di Kecamatan Payung Sekaki ini, saya selalu hadir membantu. Saya tak peduli baik siang maupun malam," ungkap Ari.
Di samping itu, dia juga mengajak masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan. Sebab, dampaknya sangat buruk bagi kehidupan manusia.
"Mari cintai lingkungan dan menjaga ekosistem kita," ajak pria bertubuh kurus itu.
Baca juga: Awal 2020, Karhutla di Riau Hanguskan 1 Hektar Lahan Gambut
Dia mengatakan, saat ini dirinya diangkat menjadi ketua relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Sebelumnya gabung di MPA, Ari juga pernah diangkat sebagai Tenaga Pembina Desa (Gabinsa) pada tanggal 21 Januari 2016. Setelah itu, barulah bergabung dalam kelompok relawan MPA sampai sekarang.
Selama jadi relawan, Ari jarang mendapat upah. Meski bekerja dari siang hingga malam berjibaku memadamkan api.
"Saya bekerja siang malam tanpa gaji," akui Ari.