TAKENGON, KOMPAS.com - Warga Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, mendadak dihebohkan dengan kehadiran seekor gajah liar yang memasuki perkarangan sebuah sekolah Dasar, Kamis 16 Januari lalu.
Peristiwa ini terjadi sekitar Pukul 06.00 WIB pagi, menjelang jam belajar mengajar di SD Negeri Dirgantara Kilometer 38.
Baca juga: 11 Ekor Gajah Liar di Thailand Ditemukan Mati Terjatuh dari Air Terjun
Sejumlah warga beserta siswa SD kemudian ramai mendatangi lokasi itu untuk melihat langsung aktivitas gajah tersebut dikomplek sekolah.
"Gajah ini tidak menganggu warga, hanya menumpang makan sawit dan bunga yang ditanami disekolah itu," kata Riskanadi, Reje atau Kepala Desa Negeri Antara, saat dihungi Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (18/1/2020).
Baca juga: Setelah Merusak Rumah Warga, Gajah Liar Mengambil Lima Karung Padi
Kehadiran seekor gajah di dalam pagar sekolah ini sempat viral setelah beberapa video beredar di media sosial.
Namun menurut Riskanadi, gajah yang tampak di dalam video itu hanya satu ekor, padahal ada puluhan ekor gajah lain berada tidak jauh dari sekolah tersebut.
Baca juga: Sepanjang 2019, Ada 3 Kasus Gajah Liar Kakinya Terjerat di Aceh Timur
"Jumlah kawanan gajah yang ada di luar itu ada sekitar 30-an ekor," ujar Riskanadi.
Diungkapkan, kawanan gajah itu berada di desa ini kurang lebih selama tiga jam, sehingga banyak orangtua yang menjemput anaknya dari sekolah pagi itu juga.
Sehingga pihak sekolah tidak melaksanakan proses belajar mengajar.
Baca juga: Dua Ekor Gajah Liar Terjerat, Satu Berhasil Diobati, Satu Masih Dicari
"Sebenarnya tidak ada libur sekolah, yang bena itu orangtua khawatir dan memilih menjemput anaknya dari sekolah," jelas Riskanadi.
Ia mengungkapkan, warga di Kampung Negeri Antara sudah lebih dari sebulan melakukan aktivitas jaga malam, guna memastikan kawanan gajah tidak masuk ke permukiman masyarakat.
Baca juga: 11 Gajah Liar Dekati Permukiman Warga di Riau
Selama gajah berada di desa itu tambah Riskanadi, warga tidak dapat melakukan aktivitas apa-apa.
Mereka hanya meminta gajah itu menjauh dari komplek sekolah dan permukiman warga.
"Sekolah sudah kembali normal, namun pantuan kami tidak semua siswa hadir, setengahnya ada," kata Riskanadi.
Baca juga: Gajah Jinak Giring Gajah Liar Keluar dari Perkebunan Warga di Riau
Sementara itu Riskanadi memertanyakan keseriusan Pemerintah Aceh dalam menangani konflik gajah dan manusia di desa tersebut.
Sebab Pemerintah Aceh berjanji untuk mengirimkan dua unit alat berat untuk membuat barrier atau semacam parit untuk menghambat gajah masuk ke area permukiman warga.
"Selama ini Pemkab Bener Meriah melalui BPBD sudah membantu pembuatan barrier, namun apa yang dijanjikan Pemerintah Aceh tidak sesuai fakta," ungkap Riskanadi.
Sebab sebutnya, alat berat yang dijanjikan oleh Pemerintah Aceh berjumlah dua unit, namun faktanya hanya satu unit yang didatangkan.
Baca juga: Misteri Temuan Kerangka Gajah, Mati Dua Bulan Lalu hingga Dugaan Tersengat Arus Listrik
"Itupun hanya dua hari kerja. Barrier yang mau dibuat itu sesuai janji lebih dari 10 kilometer, namun hanya 50 meter yang terealisasi," papar Riskanadi.
Pihaknya berhadap Pemerintah Aceh dapat mencari jalan keluar atas konflik gajah versus manusia.
Selain itu Ia berharap agar Conservation Respont Unit (CRU) DAS Peusangan bisa aktif membantu warga menghindari konflik gajah dengan manusia yang terus terjadi di daerah itu.
Baca juga: Kawanan Gajah Liar Rusak 4 Gubuk dan Belasan Hektare Kebun Petani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.