Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Bayar Rp 800.000 Untuk Lauk 2 Ekor Ayam, Pembeli: Ayam Apa Ini?

Kompas.com - 19/01/2020, 07:15 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Video seorang pelanggan wanita memrotes rumah makan (RM) Napinadar Malau di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara viral di media sosial.

Pasalnya ia harus membayar tagihan makan dua ekor ayam napinadar sebesar Rp 800.000.

"Ayam apa ini? Di batu 7 ada makanan kek gini, nggak segini harganya," ujar pelanggan, seperti dikutip dari Tribun Medan.

Penjual menjawab, ayam tersebut adalah ayam kampung. "Yaudah kalau gak mau gak usah. Siapa suruh makan. Harganya pas," kata pemilik warung.

Mereka sempat beradu mulut. Pelanggan menilai harga ayam tersebut tidak wajar. Sementara penjual bersikukuh, harga tersebut sudah sesuai dengan jumlah pesanan pelanggan.

Pelanggan mengatakan, harga tersebut hanya pantas jika diterapkan bagi hotel berbintang.

"Jangan sudah dalam perut kalian bilang segini harganya yang logikalah. Gak logika Rp 800.000," katanya.

Baca juga: Dari Tulang Ayam Bekas Soto, Anton Produksi Aneka Replika

Anak pengusaha RM Malau, Lambok Malau (35)  mengatakan harga ayam saat itu memang sedang naik karena penyakit babi sedang mewabah.

Harga ayam yang biasanya Rp 25.000 per porsi sekarang naik menjadi Rp 40.000 per porsi.

Lambok mengatakan satu ayam dapat dipotong menjadi 14 porsi, padahal pengunjung tersebut memesan dua ekor ayam.

"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp 400.000. Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp 25.000, Rp 450.000. Jadi, Rp 850.000 harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," jelasnya.

Usai peristiwa tersebut, Lambok berencana memajang daftar menu dan harga agar pengunjung tidak merasa ditipu.

Meski demikian, Lambok menilai pengunjung tersebut juga salah karena tidak menanyakan harga makanan sebelum memesan.

Dia pun mengaku agak curiga terhadap pengunjung tersebut, sebab baru kali ini dia menerima komplain semacam itu.

"Mereka juga enggak ada tanya harga. Heran, yang lain kenapa enggak komplain? rumah makan orangtua saya berdiri sejak tahun 1993," katanya.

Sumber: Kompas.com (Editor: Candra Setia Budi), Tribun Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com