Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Munculnya Kesultanan Selaco | Viral Tagihan 2 Ekor Ayam Rp 800.000

Kompas.com - 19/01/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Uang itu sekaligus merupakan syarat mendaftar menjadi anggota.

Baju yang dia peroleh berwarna hitam dengan kancing emas. Terdapat pangkat bertuliskan aksara jawa di pundak.

"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," kata Kasnan kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Dia pernah diminta membawa panji saat kirab dengan berjalan sejauh 1 kilometer. Namun ternyata dia harus menempuh jarak 3 kilometer.

Setelah raja dan ratu Keraton Agung Sejagat tertangkap, dia baru menyadari ada yang salah dengan komunitas itu.

"Saya sudah putuskan semalam untuk melupakan," katanya.

Baca juga: Kepala BIN Sebut Keraton Agung Sejagat Sudah Lama Terdeteksi

5. Viral Tagihan Makan 2 Lauk Ekor Ayam Rp 800.000

Pengunjung Rumah Makan (RM) Napinadar Malau yang berada di Tepi Jalinsum Medan-Sidikalang Km 15, Desa Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) protes karena merasa tagihan pembayaran makanannya kemahalan.

Pengunjung itu harus membayar dua ekor ayam napinadar khas Batak dengan harga Rp 800.000.

Peristiwa tersebut terekam dalam video berdurasi 2 menit 6 detik dan viral di media sosial.
Terlihat dalam video, pemilik warung menegaskan bahwa harga tersebut wajar seperti kebanyakan warung lain.

"Masa harga ayam segitu, yang benar aja. Memang segitu harganya. Ayam apa ini. Di batu 7 ada makanan kek gini, ngak segini harganya," ujar Pelanggan yang melakukan protes, seperti dikutip dari Tribun-Medan.com.

Setelah viral di media sosial, Lambok Malau (35) anak pengusaha RM Malau mengatakan, harga ayam napinadar sedang naik menjadi Rp 40.000 ribu per porsi akibat mewabahnya penyakit babi.

"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp 400.000. Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp 25.000, Rp 450.000. Jadi, Rp 850.000 harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," jelasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Irwan Nugraha, Firman Taufiqurrahman | Editor David Oliver Purba, Rachmawati, Candra Setia Budi, Aprilia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com