Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pohon Kurma yang Hebohkan Warga: Dikira Pohon Salak hingga Berbuah Saat Ramadan

Kompas.com - 18/01/2020, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Warga Tasikmalaya dihebohkan dengan pohon kurma yang berbuah lebat, Jumat (17/1/2020).

Pohon itu diketahui sudah ada sejak beberapa tahun terakhir. Namun pohon tersebut justru berbuah lebat saat Tasikmalaya diguyur hujan beberapa pekan ini.

Padahal pohon kurma biasanya ditemukan tumbuh di kawasan yang kering, panas dan berpasir, seperti Saudi Arabia dan Mesir.

Berikut keberadaan pohon-pohon kurma di sejumlah daerah yang menghebohkan warga:

Baca juga: 5 Jenis Kurma untuk Pilihan Oleh-Oleh Haji

1. Dikira pohon salak

Buah kurma tumbuh lebat di halaman rumah salah satu warga kota Mataram, NTBKOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM Buah kurma tumbuh lebat di halaman rumah salah satu warga kota Mataram, NTB

Sebuah pohon kurma tumbuh dan berbuah lebat di Perumahan Bumi Kodya Asri, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pemiliknya, Mapada Mandario mengaku pohon tersebut tumbuh tidak disengaja.

Bahkan awalnya, ia sempat mengira pohon tersebut adalah pohon salak atau palem.

Ia yakin bahwa pohon di rumahnya adalah pohon kurma setelah pohon itu berbuah. Mapada mencicipi buah pohon tersebut.

"Ya, kaget juga pas saya bangun pagi-pagi kok berbuah. Lucunya tidak hanya satu, tiba-tiba banyak. Kan biasanya mulai dari bunganya, ini tidak langsung dalam keadaan itu saya lihat sebesar biji kelereng," tuturnya, Kamis (28/11/2019).

Ia bercerita, pohon itu kemungkinan tumbuh dari biji-biji kurma yang sering ia buang di halaman rumah.

"Saya sering pulang balik umroh. Saya beli kurma (jenis) Sukari, makan lalu bijinya dibuang di halaman. Mungkin ini biji yang barokah," ujarnya.

Baca juga: Satgas Waspada Investasi Polisikan Kampoeng Kurma

2. Berbuah lebat saat penghujan

Sebuah pohon kurma berbuah lebat berdiri di halaman Masjid Agung Kota Tasikmalaya.

Keberadaan pohon itu menghebohkan warga sekitar.

Pasalnya, pohon kurma biasanya dijumpai di daerah panas seperti Arab Saudi.

Sedangkan Tasikmalaya selalu diguyur hujan beberapa pekan terakhir.

Warga semakin takjub setelah melihat pohon tersebut berbuah lebat.

Seorang warga mengaku heran dengan keberadaan pohon kurma tersebut.

"Aneh saja Pak, di Tasikmalaya ada pohon kurma berbuah seperti ini. Mungkin ini baru di Kota Tasikmalaya ada pohon kurma berbuah seperti di Arab Saudi," jelas Asep.

Warga lainnya, Kurdi mengatakan pohon tersebut sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu namun belum pernah berbuah selebat tahun ini.

"Kalau tahun-tahun kemarin terlihat ada beberapa aja buahnya sedikit. Enggak seperti sekarang buahnya lumayan banyak," ujarnya.

Banyak warga yang datang dan berswafoto di bawah pohon kurma itu.

Baca juga: Dugaan Investasi Bodong, Ratusan Nasabah Gugat PT Kampung Kurma di Bogor

3. Rawat pohon kurma dengan kalimat Toyyibah

Ilustrasi pohon kurmaKOMPAS.COM/Anggita Muslimah Ilustrasi pohon kurma

Pengasuh Pondok Pesantren Pari Ulu Kediri, Mustain Anshori, beberapa tahun terakhir melakukan penelitian untuk mengembangkan tanaman kurma di wilayah tropis.

Penelitian ini bersifat swadaya dan dilakukan di green house rumahnya.

Sudah ada 16 jenis kurma yang dia teliti. Hasilnya, ada yang berbuah setelah 3,5 tahun, ada yang 2 tahun.

"Penelitian pertama, pohon usia 3,5 tahun berbuah dan panen usia 4 tahun," ujar Mustain saat ditemui di lahannya di Pari Ulu, Kecamatan Gurah, Juli 2019 lalu.

Dalam penelitiannya, bibit-bibit kurma ditanam di pot ataupun polibag. Sedangkan di lahan yang lebih luas, masih dalam penelitiannya.

Tak hanya memberikan pupuk dan air secara terukur, dia juga memberikan 'kasih sayang' selayaknya makhluk hidup, yakni dengan memberikan ucapan kalimat positif.

"Harus pakai kalimat-kalimat toyyibah (baik)," lanjut dia, yang menurutnya didasari atas ajaran kitab agama Islam.

Adapun motivasinya mengembangkan pohon kurma ialah karena setelah melihat banyak pohon di daerahnya yang mati.

Dia ingin menanam pohon yang memiliki nilai ekonomis, pohon kurma pun menjadi pilihan.

Baca juga: Kenangan Sinta Nuriyah kepada Habibie dalam Sekotak Kurma...

4. Berbuah saat Ramadan

Ilustrasi kurmaGaliyah Assan Ilustrasi kurma

Masjid Agung Al Barkah, Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi juga menjadi bukti bahwa pohon kurma dapat tumbuh di Indonesia.

Penanaman pohon kurma dilakukan sejak 2004. Kurma dipilih agar suasana masjid terasa seperti di Timur Tengah.

"Awalnya tidak ada kesengajaan, masjid kan identik dengan pohon kurma, nah awalnya untuk hiasan saja, kita beli bibitnya di daerah Banten. Beberapa tahun kemudian (pohon kurma) berkembang hingga bisa berbuah sampai sekarang," kata Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Al Barkar, Wahyu Alamsyah, Rabu (8/5/2019).

Awalnya ada 12 pohon kurma yang ditanam dan dapat tumbuh besar, namun hanya tiga yang berbuah.

Lama-kelamaan pohon-pohon gugur hingga tersisa 6 pohon, namun hanya satu yang masih berbuah.

Uniknya, pohon tersebut berbuah saat bulan Ramadan dan baru bisa dipanen sebelum atau sesudah Idul Fitri.

"Biasanya setelah lebaran panennya biar (kurma) lebih besar dan enak dimakan kalau sekarang belum matang, masih hijau dia, cuma (kurma Bekasi) beda dengan yang seperti di Madinah. (Kurma Bekasi) bisa dibilang kurma muda, tapi sama-sama manis," tutur Wahyu.

Adapun satu pohon kurma bisa menghasilkan ribuan buah kurma saat panen. Kurma akan dibagi-bagikan kepada jemaah masjid.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Irwan Nugraha, Karnia Septia, Dean Pahrevi, M. Agus Fauzul | Editor: Farid Assifa, David Oliver Purba, Icha Rastika, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com