Elto diklaim sebagai lidah elektronik terkecil yang ada hingga saat ini.
Untuk mendukung portabilitas, alat tersebut menggunakan sumber energi berupa satu baterai lithium 3.500 mAH yang bisa bertahan hingga 14 jam untuk penggunaan secara kontinu.
Pengoperasian perangkat itu, kata Kuwat, tergolong mudah. Sampel produk yang akan dideteksi cukup dilarutkan atau diseduh dengan air atau alkohol tergantung sifat sampelnya.
Selanjutnya ujung larik sensor dicelupkan ke dalam larutan sampel tersebut selama 1-2 menit dan data diproses berbasis kecerdasan buatan.
"Hasilnya, tidak lebih dari 2 menit sudah bisa dilihat di layar komputer atau perangkat berbasis Android apakah produk tersebut asli atau tidak, halal atau tidak, serta tingkatan kualitas tertentu," kata Kuwat.
Baca juga: Berikut Analisis Ahli Hidrologi UGM soal Banjir Jakarta di Awal Tahun 2020
Dibandingkan alat serupa yang ada di pasaran, elto memiliki keunggulan karena bersifat portabel, serta dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat berbasis android dan komputer.
Dengan demikian memungkinkan dibawa dan digunakan untuk melakukan tes di berbagai tempat secara langsung.
"Alat lain yang ada di pasaran, produk luar negeri, memiliki dimensi yang besar seukuran meja sehingga tidak bisa dipindahtempatkan dengan mudah, sedangkan sistem akuisisi data dari elto memiliki dimensi hanya 105 x 73 x 35 milimeter," kata dia.