Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puskesmas Kembalikan Uang Koin Biaya Persalinan Pasutri Riska dan Yanto, Ini Alasannya

Kompas.com - 17/01/2020, 22:31 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Puskesmas Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membenarkan ada salah seorang pasien ibu hamil (bumil) yang membayar biaya persalinan menggunakan uang koin.

Kordinator Bidan Puskesmas Cilaku, Dida, mengatakan, pasien bumil tersebut atas nama Riska (27), warga Kampung Mekarsari RT 005/002, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku.

"Melakukan persalinan normal, Jumat (10/01/2020). Saat bayar di kasir sejutaan lebih, sebagian uangnya ternyata koin, pecahan Rp 1.000 yang dimasukkan ke dalam kresek putih," kata Dida saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Jumat (17/01/2020).

Namun, pihaknya memutuskan mengembalikan lagi uang yang recehan sebesar Rp 500.000 itu, pada keesokan harinya. 

Baca juga: Cerita Suami Istri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan dengan Uang Koin

Uang koin pecahan Rp 1.000 dikembalikan 

Alasannya, sebagai bentuk apresiasi pihak puskesmas atas kegigihan mereka mengumpulkan uang sebagai persiapan biaya persalinan.

"Kalau uang Rp 200.000 yang kita kasih itu, hanya bentuk kadeudeuh saja," ujar dia.

Dikatakan, pasien yang membayar biaya pelayanan kesehatan dengan uang koin baru kali pertama terjadi di Puskesmas Cilaku.

Karena itu, ia sempat kaget ketika ada pasien yang membawa sekantong kresek berisi uang recehan.

"Kita tanya, ternyata mereka dari keluarga kurang mampu. Salutnya kita, mereka tidak mau disebut miskin, tetap ingin bayar penuh, tak mau digratiskan," ucapnya.

Baca juga: Penyebar Foto Duta yang Bayar Sekolah Pakai Uang Receh Sempat Tak Bisa Tidur

Was-was uang koinnya tidak diterima

Ditemui terpisah, Riska (27), menyebutkan, uang koin tersebut sengaja dikumpulkan khusus untuk biaya persalinan.

"Suami saya pendapatannya Rp 900.000 per bulan. Kalau tidak menabung bisa tidak punya biaya untuk lahiran. Tapi, karena pas-pasan jadi nabungnya uang receh, sisa-sisa belanja dapur," katanya.

Selama sembilan bulan menabung di celengan kaleng, terkumpul Rp 800.000 lebih dalam bentuk uang koin pecahan Rp 1.000 dan Rp 500.

"Namun, yang pecahan Rp 500 yang jumlahnya Rp 300.000 terpakai untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau biaya ke puskesmasnya sendiri Rp 1.450.000," ucap Riska.

Akan tetapi, sepanjang perjalanan menuju puskesmas, ia sangat was-was uang koinnya tidak diterima.

"Niatnya, uang itu mau ditukarkan dulu. Tapi, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas. Alhamdulilah, mereka mau menerimanya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com