Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG Soal Fenomena Langit Oranye di Karawang

Kompas.com - 17/01/2020, 18:38 WIB
Farida Farhan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Fenomena langit berwarna oranye di sejumlah wilayah di Karawang, Jawa Barat, viral di media sosial Instagram, Kamis (16/1/2020).

Berdasarkan akun Instagram @infokrw memposting foto sebuah tempat dengan keadaan langit berwarna oranye.

Akun tersebut menuliskan caption "Langit berwarna oren sore ini di CKM Klari, Karawang, ada yang melihatnya juga? foto dari @agieeeeeeeeee"

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, foto dalam unggahan tersebut berada di seberang Gerbang Perumahan Griya Kondang Asri, Desa Kondang Jaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang.

Baca juga: BMKG: Gerhana Matahari Fenomena Alam, Jangan Dikaitkan dengan Hal Meresahkan

Adanya fenomena langit berwarna oranye tersebut juga diamini warganet yang mengomentari postingan tersebut.

"Saya melihat di daerah gorowong suhud hidayat," ujar @farrelasshidik.

"Di Loji juga sama min," ujar @psani0407

Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan perihal kenapa langit bisa berwarna oranye.

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengungkapkan, matahari lebih banyak di spektrum oranye sehingga yang muncul warna oranye.

Baca juga: BNPB: Tiga Fenomena Alam Langka Terjadi di Tahun 2018, Terbesar di Sulawesi Tengah

Hal ini diakibatkan adanya molekul dan partikel kecil pada atmosfer.

Di siang hari, apabila matahari jauh dari horizon (ufuk) maka warna langit berwarna biru.

Kemudian saat Petang, ketika matahari dekat dengan horizon, maka semakin banyak warna biru terhambur.

"Maka biasanya ketika matahari tenggelam langit menjadi kemerahan. Karena merah memiliki panjang gelombang paling panjang," kata Tony saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Baca juga: BNPB: Tiga Fenomena Alam Langka Terjadi di Tahun 2018, Terbesar di Sulawesi Tengah

Kemudian, kata Tony, pada kondisi tertentu, seperti musim hujan, mendukung langit pada sore hari menjadi berwarna oranye atau keunguan bukan kemerahan.

Hal itu disebabkan oleh banyak partikel air (kelembapan tinggi), awan, dan debu di atmosfer.

"Nah pada kondisi matahari dekat horizon warna kemerahan tadi masih di hamburkan oleh awan, sehingga ber-superimpose dengan background biru langit. Sehingga ilusi campuran kemerahan dengan kebiruan menjadi keunguan dan atau oranye," jelas Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com