Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Kue Rangin Mas Bejo, Kue Tradisional dari Kelapa Parut dan Tepung Ketan yang Kian Langka

Kompas.com - 17/01/2020, 16:49 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Tidak banyak saat ini yang menggeluti pembuatan kue rangin, kue tradisional yang dibuat dari campuran kelapa parut dengan tepung beras ketan yang dicetak dalam loyang dan di panggang untuk menyatukan adonan tersebut.

Kue dengan dominan rasa gurih dari kelapa pilihan, diimbangi dengan rasa manis dari gula yang ditaburkan tipis di atas adonan saat dibakar itu, sudah sangat jarang ditemui.

Namun, Bejo (46), warga Desa Bedagung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, sudah 20 tahun menekuni pembuatan kue resep warisan dari nenek moyang tersebut.

Setiap hari, Bejo mengaku menghabiskan 20 hingga 35 kilogram adonan dari tepung, kelapa, garam dan gula, untuk membuat kue rangin.

Baca juga: 5 Fakta Penggerebekan Pabrik Kue Kering, dari Bahan Baku Telur Busuk hingga Omset Capai Puluhan Juta

 

Dari 20 kilogram adonan kue, dia mengaku bisa menghasilkan 500 tangkup kue rangin. Satu tangkup kue rangin biasanya dia jual Rp 2.000.

“Hari biasa bisa 35 kilo, kalau jumat sampai Minggu biasanya hanya 20 kilo saja,” ujar Bejo, saat ditemui di rumahnya, Jumat (17/1/2020).

Menggunakan perasaan untuk takaran bahan. Untuk menghasilkan rasa kue rangin yang gurih  dan manis menurut Bejo dibutuhkan ketepatan mencampur adonan dan pengaturan waktu pembakaran kue.

Dia mengaku, lebih banyak menggunakan perasaan untuk menakar campuran kuenya dibandingkan dengan menggunakan timbangan kue.

Menurutnya, campuran yang menggunakan perasaan justru bisa menjaga rasa dari kue rangin buatannya.

"Perbandinganya 1:2 di mana kelapanya yang banyak. Campuran lebih mengandalkan perasaan saja, agar rasa antara manis dan gutih serta asin itu berimbang,” imbuh dia.

Pemilihan bahan baku, menurut Bejo, sangat mempengaruhi rasa dari kue rangin buatannya.

Terutama, bahan baku parutan kelapa yang harus dipilih dari kelapa yang tua dan segar yang baru dipetik dari pohon.

Sementara, bahan tepung ketan dia memilih menggunakan tepung kemasan yang dikhususkan untuk membuat kue.

Setelah komposisi dari bahan tercampur sempurna, Bejo siap untuk proses mencetak dan memanggang kue ranginnya.

Setiap hari, dia bekerja dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 17:00 WIB.

Suhu dan lamanya memangang adonan sangat mempengaruhi hasil akhir dari pembuatan kue rangin.

“Selain prosentasi campuran bahan, kadar air dan lamanya pemanggangan sangat mempengaruhi renyah tidaknya kue rangin,” ucap dia.

Kompas.com yang mencicipi kue rangin buatan Bejo merasakan adonan tepung ketan yang disatukan dengan parutan kelapa saat dipanggang terasa langsung pecah saat digigit.

Baca juga: Sambut Imlek, 4.000 Kue Keranjang Akan Dibagikan dalam Kirab Budaya Grebeg Sudiro

 

Gurihnya kelapa parut yang dipanggang langsung menyeruak ketika kue rangin mulai dikunyah.

Taburan tipis gula pasir pada permukaan kue melengkapi sensasi rasa gurih dan asin dari adonan kue. 

"Lebih nikmat ditemani dengan minuman kopi,” kata Bejo.

Omset hingga Rp 30 juta perbulan

Bejo mengaku tak menemui kesulitan untuk memasarkan kue rangin buatannya. 

500 tangkup kue rangin tersebut biasanya dia bawa ke Pasar Sayur Magetan setiap pukul 00.00.

Pelanggannya adalah penjual sayur keliling yang tergabung dalam paguyuban etek Lawu.

Sebagian anggota etek Lawu yang mencapai lebih dari 2.000 anggota tersebut merupakan langganan tetapnya.

“Jam 12 malam sudah siap di pasar sayur karena pedagang sayur itu berangkatnya keliling mulai jam 3 pagi ke Madiun, Caruban, Ngawi bahkan Sragen,” terang dia.

Selama 20 tahun membuat kue rangin, Bejo mengaku pernah berhenti selama setahun karena harga bahan baku yang terus meroket.

Dia memilih merugi ketimbang mengurangi takaran maupun ukuran kue yang dibuatnya.

Baca juga: 5 Tahun Bikin Kue Kering Pakai Telur Busuk, Pemilik Pabrik Jadi Tersangka

 

Mengurangi maupun mengecilkan ukuran kue sangat mempengaruhi rasa kue rangin yang dibuatnya.

“Lebih baik saya merugi dulu daripada menurunkan kualitas kue, karena kalau takaran dikurangi pengaruhnya ke rasa kuenya,” ucap dia.

Dengan menghabiskan bahan baku 20–35 kilogram sehari, Bejo mengaku mampu memiliki omset Rp 1 juta setiap hari.

Dengan pendapatan Rp 30-an juta sebulan, Bejo mengaku bersyukur bisa menyekolahkan anaknya dan menabung untuk masa depan putrinya yang saat ini masih bersekolah di salah satu sekolah kejuruan di Magetan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com