Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Ekor Pesut Mahakam Mati, Potas dan Jaring Masih Jadi Ancaman Terbesar

Kompas.com - 17/01/2020, 16:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimatan Timur menyebut habitat pesut di Sungai Mahakam masih terancam dengan keberadaan potas dan jaring milik nelayan.

Ancaman lain bagi habitat lumba-lumba air tawar tersebut adalah lalu lintas kendaraan kapal ponton angkut batu bata.

Sementara itu, berdasar laporan dari BKSDA Kaltim dan Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), lima ekor pesut ditemukan mati sepanjang 2019. 

Satu diantaranya ditemukan mati karena kena jaring milik nelayan. Sedangkan untuk empat ekor lainnya, petugas sulit mengungkap penyebab kematian karena ditemukan dalam kondisi sudah membusuk.

"Hanya satu yang didapat hasilnya kena jaring tangkap ikan. Tiga lainnya tak bisa diidentifikasi dokter hewan karena busuk. Satu ekor dilaporkan warga mati, tapi tidak ada foto kejadian kami belum temukan bangkainya," kata Kepala BKSDA Kaltim, Sunandar, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Seekor Pesut Mahakam Ditemukan Mati di Perairan Kukar

Sunandar menambahkan, satu ekor pesut ditemukan mati pada April 2019 di Loa Haur Kabupaten Kutai Kartanegara.

Lalu, pada bulan September 2019 warga menemukan pesut mati di Tering Kabupaten Kutai Barat.

Di bulan yang sama, warga menemukan bangkai di hilir Sungai Mahakam. Laporan terakhir adalah di Oktober 2019 di perairan hulu Kota Bangun, Kutai Kartanegara.

Jumlah populasi pesut Mahakam

Ilustrasi pesut NET Ilustrasi pesut

Menurut Sunandar, jumlah mamalia air tawar di sepanjang Sungai Mahakam sempat tercatat berjumlah sekitar 81-85 ekor.

Namun, dengan data baru lima ekor mati, maka jumlah populasinya diperkirakan sekitar 81 ekor.

“Jadi saat ada yang mati, yang lain melahirkan. Jadi relatif stabil," kata dia.

Sementara itu, dari pengamatan BKSDA Kaltim, habitat pesut mulai bergeser ke sungai kecil di bagian hulu.

“Sejauh ini, habitat mereka ke sungai kecil atau anak sungai ke bagian hulu sungai. Pesut bahkan sudah menghindari di Sungai Mahakam,” jelasnya.

“Pesut sering bermain di simpangan Kedang Kepala dan Kedang Rantau, Kutai Barat,” sambungnya.

BSKDA sendiri saat ini tengah mendesak pemerintah daerah untuk membuat zonasi bermain bagi pesut di Sungai Mahakam dengan tujuan menjaga habibat mereka. 

(Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com