Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Satu Minggu Ribuan Rumah di Kota Malang Krisis Air Bersih

Kompas.com - 17/01/2020, 13:21 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sudah satu minggu ribuan rumah di Kota Malang mengalami krisis air.

Penyebabnya, pipa transmisi 500 mm saluran air PDAM Kota Malang bocor.

Pipa tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2014.

Pipa itu bocor pada Jumat (10/1/2020) di Jalan Raya Kidal, Tajinan, Kabupaten Malang.

Baca juga: Pipa PDAM Bocor, 21.000 Rumah di Kota Malang Krisis Air Bersih

 

Kemudian pada Senin (13/1/2020), jaringan pipa yang sama kembali bocor di Desa Pulungdowo, Tumpang, Kabupaten Malang.

Data PDAM Kota Malang menyebutkan, sekitar 21.000 sambungan rumah terdampak bocornya pipa tersebut. Rumah-rumah itu akhirnya mengalami krisis air bersih.

"Air PDAM di rumahku sudah mati sejak Sabtu (11/1/2020)," kata Avirista Midaada, warga Perum Bulan Terang Utama (BTU) Kota Malang, Jumat (17/1/2020).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Avirista bersama warga lainnya memanfaatkan air kran milik perumahan.

Namun, air yang bersumber dari sumur tersebut tidak bisa dimanfaatkan selama 24 jam dan debitnya terbatas.

Aliran air PDAM di rumahnya memang kerap mati. Terhitung sejak pertengahan Bulan Desember 2019 hingga saat ini, aliran air bersih itu sudah tiga kali mati.

"Tapi tagihan airnya naik, Desember tagihannya Rp 23.000, Januari jadi Rp 35.000," kata dia.

Anggara S, warga Perum D'Rich Garden Kota Malang menyebutkan, dirinya mandi di kamar mandi SPBU karena aliran air PDAM di rumahnya mati.

Sedangkan, air bersih yang disuplai melalui mobil tangki belum memenuhi kebutuhannya.

"Dropping tangki cuma dapat dua galon. Itu enggak cukup. Hanya buat mandi anak dan cuci piring," kata dia.

Direktur Utama PDAM Kota Malang, M Nor Muhlas mengatakan, pipa itu pecah karena debit air yang melebihi kapasitas pipa transmisi itu.

Baca juga: Kurang Promosi, Festival Durian di Malang Sepi

Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku, sudah mengajukan bantuan untuk pergantian pipa ke pemerintah pusat. Pipa pengganti diharapkan memiliki kapasitas yang lebih besar.

Untuk mengatasi krisis air, pihaknya sudah mengerahkan tangki untuk mendistribusikan air kepada rumah yang terdampak.

Selain itu, debit air dari daerah yang tidak terdampak, sebagian juga dialihkan ke daerah yang terdampak.

"Sudah kami bagi ke debit-debit yang lain. Daerah yang tidak terdampak diberikan kepada yang terdampak. Sekarang tersisa 10.000 sambungan rumah yang masih belum teraliri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com