SURABAYA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (15/1/2020) sore hingga malam hari menyebabkan 32 titik jalan protokol Kota Pahlawan terendam banjir.
Ketinggian banjir yang menggenangi 32 titik jalan protokol itu bervariasi, yakni mulai 10 cm hingga 80 cm atau hampir mencapai 1 meter.
Meski demikian, banjir di sejumlah jalan protokol cepat surut hanya dalam waktu sekitar dua sampai tiga jam.
Baca juga: Berita Foto: Banjir Terjadi di 32 Titik di Surabaya, Pemkot Sebut Genangan Air
Bagaimana cara Pemerintah Kota Surabaya mengatasi banjir?
Kepala Dinas PU Binamarga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan, Pemkot Surabaya memiliki 59 rumah pompa yang telah dibangun dan difungsikan selama ini.
Ke-59 rumah pompa itu dimaksimalkan saat Surabaya diguyur hujan hingga terendam banjir. Sehingga, banjir bisa cepat surut seiring dengan redanya hujan.
"59 rumah pompa yang telah dibangun selama ini, selalu kita maksimalkan saat hujan deras turun," kata Erna ditemui di ruang kerjanya, di Balai Kota Surabaya, Kamis (16/1/2020).
Baca juga: Tak Ingin Disebut Kebanjiran, Pemkot Surabaya Sebut Hanya Genangan Air
Menurut dia, dari 59 rumah pompa yang telah dibangun itu, setiap rumah pompa ada yang memiliki 5-8 pompa. Total, Pemkot Surabaya telah memiliki 204 pompa.
Dia menjelaskan, saat terjadi hujan deras pada Rabu (15/1/2020), Pemkot Surabaya memanfaatkan rumah pompa di kawasan Gunungsari I dan Gunungsari II.
Dua rumah pompa tersebut, kata Erna, memiliki 8 pompa yang dimaksimalkan untuk mengatasi banjir di kawasan Mayjen Sungkono dan Darmo Park. Pada Rabu sore, kawasan Jalan Mayjen Sungkono terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.
"Jadi, di situlah, di Jalan Mayken Sungkono yang dimaksimalkan (mengandalkan rumah pompa Gunungsari)," ujar Erna.
Baca juga: Surabaya Banjir, Jalan Protokol Tergenang hingga 1 Meter
Dia menambahkan, kapasitas 204 pompa yang ada di setiap pompa rata-rata memiliki daya sedot 3 meter kubik per detik. Bila diasumsikan, 8 pompa di rumah pompa Gunungsari bisa menyedot air 24 meter kubik per detik.
Sebanyak 59 rumah pompa itu, kata dia, selalu disiagakan saat Surabaya diguyur hujan deras.
Pemkot Surabaya akan terus memantau rumah pompa dan sejumlah saluran air untuk mengantisipasi terjadinya genangan air dan banjir yang berpotensi melanda Surabaya ketika diguyur hujan deras.
Baca juga: Surabaya Banjir, Jalan Protokol Tergenang hingga 1 Meter
2. Genset untuk back-up pompa
Rumah pompa juga di-backup dengan genset untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik saat hujan atau banjir datang. Setidaknya, ada 111 genset yang telah disiapkan pemkot untuk mendukung kinerja di rumah-rumah pompa tersebut.
"Sebagus apapun pompa kita, kalau listriknya mati misal dalam 10 menit saja, maka air pasti sudah langsung naik (meluap). Nah, itu sudah diantisipasi juga oleh Ibu Wali Kota dengan pengadaan genset," tuturnya.
Baca juga: Investasi Bodong MeMiles, Eka Deli dan Ello Diperiksa, Mulan Jameela dan Judika Bantah Terlibat
Selain itu, sebanyak 250 petugas penjaga rumah pompa juga disiagakan begitu hujan deras mengguyur Kota Surabaya.
"Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi banjir yang melanda Kota Surabaya," ujar Erna.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga memfungsikan sebanyak 72 alat berat untuk mengeruk saluran mulai dari tengah kota hingga ke laut karena memegang prinsip bahwa air membutuhkan tempat sehingga air tidak naik ke permukaan ketika hujan turun.
"Selama dua tahun dijalani dan harus dikeruk. Kalau endapan sungai tinggi, ya harus diulang (untuk dilakukan proses normalisasi)," kata Erna.
Baca juga: Cerita Pengemudi Tak Bisa Mengelak Saat Tepergok Kamera Tilang Elektronik
Pemkot Surabaya juga membentuk Satgas Pematusan yang beranggotakan 1.300 orang dan bertugas baik saat musim penghujan maupun musim kemarau.
Saat musim hujan tiba, mereka diwajibkan untuk standby di rumah-rumah pompa, sementara pada musim kemarau, mereka bertugas melakukan normalisasi dan membersihkan gorong-gorong di pemukiman yang tidak bisa dijangkau alat berat.
"Kalau terkait sarana prasarana di Surabaya, Insya Allah semua kondisinya siap. Apalagi sama Ibu Wali Kota, pompanya juga sudah diganti yang besar-besar (kapasitasnya) sehingga air surutnya cepat," tegasnya.
Kepala Diskominfo Kota Surabaya Muhammad Fikser mengakui bahwa kawasan Mayjen Sungkono dan Ruko Darmo Park II memang kerap menjadi langganan banjir setiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Sebab, topografi kawasan di wilayah tersebut berbentuk cekungan sehingga menjadi tempat penampungan air kala hujan turun.
"Struktur tanah di situ memang cekung. Itu menjadi permasalahan yang coba diselesaikan," kata dia.
Baca juga: Ada 32 Titik Banjir akibat Hujan di Surabaya, Pemkot Pastikan Sudah Surut
1. Jalan Doho Keputran ± 20cm
2. Jalan WR. Supratman ± 10cm
3. Jalan Raya Rungkut Tengah ± 10cm
4. Jalan Zamhuri ± 10cm
5. Jalan Gunungsari Praja ± 20cm
6. Jalan Villa Bukit Mas ± 50cm
7. Jalan HR Muhammad ± 30cm
8. Jalan Lontar ± 20cm
9. Jalan Darmo Indah Timur ± 20cm
10. Jalan Simpang Darmo Permai Selatan ± 20 cm
11. Jalan Raya Kupang Jaya ± 20cm
12. Jalan Simo Hilir Raya Utara ± 80cm
13. Jalan depan Kel. Simomulyo ± 20cm
14. Jalan depan Kel. Karang Poh ± 10cm
15. Jalan Tandes Kidul ± 20cm
16. Jalan Balongsari Tama Tengah ± 30cm
17. Jalan Sikatan AMD Manukan ± 60cm
18. Jalan Tengger Kandangan ± 25cm
19. Jalan Raya Sememi ± 50cm
20. Jalan Siwalankerto Timur ± 15cm
21. Jalan Gayungan ± 30cm
22. Jalan Ketintang ± 40cm
23. Jalan Ploso ± 15cm
24. Jalan Pacar Keling ± 10cm
25. Jalan Sukolilo ± 15cm
26. Jalan Raya Mulyorejo ± 10cm
27. Jalan Mulyorejo Tengah ± 10cm
28. Jalan Mulyorejo Barat ± 10cm
29. Taman Galaxy ± 10cm
30. Jalan Lidah Kulon ± 30cm
31. Jalan Lidah Wetan ± 30cm
32. Perempatan Jalan Bangkingan ± 10cm
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.