Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sumur di Kulon Progo Berubah Coklat dan Berminyak, Ini Dugaan Warga

Kompas.com - 17/01/2020, 07:18 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Warna, rasa, dan bentuk air sumur Desa Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berubah.

Warga menduga air sumur telah tercemar akibat produksi batik yang berlangsung di tengah permukiman.

Warga khawatir mengonsumsinya.

"Biasanya jernih, tapi sekarang agak merah seperti air sungai. Juga berminyak," kata Fanda, salah seorang warga di rumahnya, Pedukuhan Kasihan, Ngentakrejo, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Pipa Pertamina di Cilacap Bocor, Air Sumur Tercemar Solar, Tanaman Rusak

Keluarganya mengaku sudah mengkhawatirkan bahwa air tanah akan tercemar limbah batik sejak pabrik rumahan berdiri di dekat rumahnya. Keluarga Fanda mengalah dan memasang air PDAM sejak satu tahun lalu.

"Perasaan (air sumur) tidak nyaman. Sudah lama tidak dipakai mandi juga," kata Fanda.

Warga lain di Kasihan juga mengungkap hal serupa. Seorang buruh berusia 30 tahun yang kerap dipanggil Mas Ye mengungkapkan bahwa yang paling terlihat dari air sumurnya dari warna.

Biasanya warna air sumur mereka jernih, kini kerap berwarna coklat.

"Berbeda dengan coklat habis musim kering ke musim hujan. Ini warna coklatnya berbeda waktu dimasak," kata Mas Ye.

Rumah mereka tidak pernah memanfaatkan air itu lagi untuk kepentingan rumah tangga, selain untuk pakan ternak dan menyiram tanaman.

Ia menduga ini terkait dengan keberadaan tempat pembuatan batik tak jauh dari tempat tinggal mereka.

"Karena tahunya ya dekat sini ada tempat batik. Kalau tidak ada batik dekat sini ya tidak tahu (penyebabnya)," kata Mas Ye.

Ia menerangkan bahwa beberapa hari berselang, pemerintah datang ke sumur-sumur warga dan mengambil air sebagai sampel untuk diuji.

Saat itu air memang berwarna coklat. Kini, air mulai jernih. Ia memperkirakan perubahan di air sumur itu karena hujan yang turut memengaruhi air tanah.

"Bisa karena hujan air itu hilang," kata Ye.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com