Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sumur di Kulon Progo Berubah Coklat dan Berminyak, Ini Dugaan Warga

Kompas.com - 17/01/2020, 07:18 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

Fanda juga mengungkapkan hal serupa.

Beberapa PNS dari berbagai beberapa instansi mengambil sampel air, baik DLH Kulon Progo maupun puskesmas.

Fanda mengatakan, PNS terjun ke berbagai titik di Lendah dengan alasan adanya keluhan warga atas pencemaran limbah. Mereka mengambil sampel air, salah satunya di rumah Fanda.

 Baca juga: Heboh Air Sumur Jadi Panas di Tegal, Muncul Asap hingga Jadi Tontonan Warga

Menurut Fanda, langkah ini setengah terlambat. Pasalnya, industri batik Lendah tumbuh subur, tetapi tidak diikuti tata kelola lingkungan yang baik. Akibatnya, warga ada yang merasa jadi korban kemajuan.

"Pemerintah jangan cuma bergerak ketika datang laporan. Seharusnya sidak sekali dua kali dan lakukan penindakan sebelum usahanya dilanjut. Dampak seperti ini seolah tidak terpikirkan (pemerintah)," kata Fanda.

"Kami ingin air seperti semula. Karena itu kami ingin semua pengusaha batik harus mengelola baik," katanya.

Sumur berlendir

Seorang warga Dusun Sembungan, Desa Gulurejo, Lendah menceritakan kembali kisah tercemarnya sumur akibat aktivitas produksi batik tanpa pengolahan limbah yang benar di 2014 silam.

Syarifudin Anwar menceritakan, sumurnya pernah bercampur lendir berwarna ketika itu. Air jadi tidak bisa digunakan.

Ia jadi takut untuk dipakai mandi, apalagi mengonsumsi. Ia meyakini air sudah tercemar buangan dari produksi batik di sekitar mereka tinggal, ketika itu.

Syarifudin mengenang masa itu di mana bukan sumur miliknya saja, tetapi pencemaran terjadi sampai ke banyak sumur tetangga. Tapi warga memilih diam lantaran batik adalah aset bersama.

Kasus itu cepat teratasi sejak pengelolaan limbah mulai dilakukan dengan cara benar.

"Hanya 3 bulan saja.  Kami tidak pakai air itu dan mendapat bantuan air bersih dari pihak para juragan. Saya kuras sendiri sumur. Sekarang sudah bersih. Saya kini pakai sumur lagi. Tidak lagi pipa PDAM. Lama sudah tidak ada kejadian serupa," kata Syarifudin.

Ia berharap, kasus serupa di wilayahnya maupun di daerah lain di industri batik Lendah tidak terulang. Penanganan cepat dan tepat bisa mengurangi dampak buruk bagi warga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo Arif Prastowo mengaku sudah menerima keluhan warga yang masuk ke kantornya.

"Ada setidaknya 2 aduan dari warga, ada yang lewat surat ada juga yang secara lisan. Kami menerimanya bahkan beberapa hari sebelum peresmian Kamijoro," kata Arif, Kamis (16/1/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com