Dia mengaku ngeh dengan tersangka setelah ada polisi menunjukkan identitas pelaku.
"Awalnya nggak ngeh. Baru ngeh setelah ada polisi dan wartawan datang. Dulu sering datang ke rumah, tapi tak begitu kenal," katanya.
Tersangka yang sering datang itu adalah JP.
Rajif menjelaskan, saat dirinya masih di rumah, dia mengetahui bahwa JP sering ke rumah dan main dam batu dengan ayahnya (korban).
"(JP) sering datang ke rumah, setiap hari Kamis malam. Seminggu sekalilah. Ramai datangnya. Dia ya masuk ke dalam rumah, main dam batu sama ayah sampai tengah malam," katanya.
Ketika ditanya apakah saat itu ZH juga berada di lokasi bersama dengan ayahnya, JP, dan lainnya, menurut Rajif, biasanya ZH tidak ikut.
"Itu sebelum saya ke Jakarta. Spesifik tahunnya lupa. Ibu (ZH) waktu itu tidurlah. Kenapa setiap malam Jumat, saya tak tahu," katanya.
Baca juga: Skenario Serangan Jantung Gagal, Pelaku Buang Jasad Hakim PN Medan ke Jurang