Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG: Penyebab Bencana di Bogor Akibat Curah Hujan Tinggi

Kompas.com - 16/01/2020, 22:08 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Secara umum bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Bogor, terjadi karena interaksi kondisi geologi dan dipicu oleh curah hujan yang cukup tinggi.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani. 

"Curah hujan 301.6 mm dalam satu hari juga sebagai pemicu," kata Kasbani dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Selain itu, lanjut Kasbani, faktor penyebabnya karena tanah pelapukan yang bersifat sarang yang mudah meloloskan air, sehingga longsoran terjadi pada batuan gunung api Endut (Qpv), tuf dan breksi terdiri dari tuf batu apung, breksi tufan, batu pasir tuf, lempung tufan dan batu pasir berlapis silang (Tmtb).

Baca juga: Hilang 13 Hari, Korban Banjir Bandang dan Longsor di Jasinga Bogor Ditemukan

"Batuan gunung api yang tak terpisahkan terdiri dari breksi dan aliran lava (Qvu), Tuf batu apung pasiran (Qvst) kemudian bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan batuan yang lebih segar sebagai bidang gelincir dan kelerengan yang curam bahkan beberapa tempat hampir tegak," paparnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan, beberapa tempat juga terlihat kontak endapan gunung api dengan batu lempung (formasi Bojongmanik) dengan bidang perlapisan yang searah dengan kemiringan ke arah sungai.

Seperti terlihat di longsor di Harkat Jaya, Sipayung, Jayaraharja, Sukamulih, Pasir Madang masuk ke dalam DAS Sungai Cidurian sehingga dampaknya banjir membawa material longsor dan batu di sepanjang Sungai Cidurian dan melanda pemukiman di kanan-kiri sungai tersebut.

"Aliran bahan rombakan ini merusak rumah dan bangunan lainnya di sepanjang aliran sungai," ujar dia.

Baca juga: ACT Berencana Bangun ICS untuk Korban Banjir Bandang dan Longsor Lebak

Ada potensi longsor susulan

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih terdapatnya potensi longsoran susulan akibat pergerakan tanah itu.

Pihaknya pun merekomendasikan secara teknis kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan camat setempat untuk mengantisipasinya agar penduduk yang bermukim di bawah longsoran, sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman dari ancaman longsor.

Kemudian, segera dilakukan normalisasi jalan dan pembersihan material longsoran, mengikuti arahan yang disampaikan dari Penanggung Jawab (IC) pada saat tanggap darurat. 

Tidak mengembangkan permukiman mendekat ke arah lereng terjal pada jalur air, melakukan pelandaian atau perkuatan lereng  yang dilengkapi buffer area antara lereng dengan badan jalan.

Melestarikan tanaman atau pohon-pohon yang  berakar kuat dan dalam pada lereng guna menjaga kestabilan lereng dan mencegah erosi permukaan.

"Berkoordinasi dengan BMKG setempat terkait prediksi curah hujan harian hingga mingguan untuk kewaspadaan dan monitoring," ujar dia.

Baca juga: Korban Tewas Bencana Banjir Bandang dan Longsor Jayapura Jadi 82 Orang

Merelokasi warga

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah.

Selain itu, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa direkomendasikan untuk merelokasi rumah-rumah yang terancam akibat letaknya yang sudah terlalu dekat dengan lereng.

Rekomendasi tersebut kata dia, berdasarkan hasil pemeriksaan tim PVMBG sejak tanggal 1 Januari hingga 10 Januari 2020, meliputi beberapa lokasi seperti, jalur Jalan Cigudeg-Sukajaya, Desa Harkat Jaya yang meliputi Jalur Jalan Harkat Jaya-Urug dan Kampung Sinar Harapan.

Kemudian, jalur Jalan Sukajaya-Pasir Madang yang meliputi wilayah Desa Sukajaya, Sipayung, Jayaraharja, Sukamulih, Pasir Madang dan Desa Pasir Madang.

Baca juga: Hendak Berangkat Kerja, Perempuan di Bogor Tewas Diduga Dijambret

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com