Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Rela Merugi, Alasan Warga Gunungkidul Makan Daging Sapi Positif Antraks

Kompas.com - 16/01/2020, 18:24 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Padukuhan Ngrejek Wetan, di Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah terpapar antraks.

Kepala Dusun Ngrejek Wetan, Narsiko mengatakan, pada pertengahan Desember 2019, ada dua ekor sapi sakit secara mendadak.

Lalu, sebelum sampai mati, oleh warga sekitar disembelih. Oleh warga dibeli atau brandu, dan dibagikan ke warga. 

Warga Dusun Ngrejek Wetan biasa menyembelih sapi yang sudah sakit dan dijual ke warga sekitar.

Hal ini sebagai upaya untuk membantu warga agar tidak terlalu rugi karena kematian hewan ternak.

"Memang iya, tradisi. Kalau di dusun ada sapi yang sudah sakit disembelih. Jadi rasa gotong royongnya di masyarakat masih tinggi. Jadi (menyembelih sapi dan dijual ke warga) untuk menolong warga yang hewannya tengah sakit. Kalau dijual kan murah itu, kalau dibagikan dengan harga relatif tinggi," ujar Narsiko, saat ditemui di jumpa pers Pemkab Gunungkidul di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Warga Diminta Hindari Budaya Brandu

Setelah mendapatkan daging, oleh warga direbus dan digoreng.

Sebagai perangkat desa, dirinya lantas melaporkan kematian dua sapi milik warganya ke petugas kesehatan hewan.

Sampai akhirnya oleh Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul dinyatakan hewan yang disembelih positif antraks, dari hasi uji laboratorium dari BBVET Wates. 

Hasil laboratorium yang disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, sebanyak 27 orang positif antraks.

Sebagian besar di Dusun Ngrejek Wetan, sebagian lainnya di Dusun Ngrejek Kulon.

Membaik

 

Narsiko bersama ratusan warga lainnya mengonsumsi anti biotik dua kali sehari selama 10 hari.

Sebagian warganya tak mengalami gejala penyakit antraks.

"Kondisi warga yang terserang antraks pun sudah berangsur sembuh semua," kata Narsiko

Saat ini di Dusun Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon terdapat 49 ekor sapi dan 149 ekor kambing yang sudah diberikan vaksin.

Setelah pemberian vaksin tak ada lagi hewan ternak yang mengalami kematian mendadak.  

Kampanye makan daging sehat

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melakukan kampanye makan daging sehat.

Bupati Gunungkidul Badingah, Wakil Bupati Immawan Wahyudi, Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, dan Forkompimda, hingga kepala organisasi Perangkat Daerah (OPD) makan olahan daging sapi di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong yang berada tak jauh dari Desa Gombang.

"Ini daging sapi, terus ada belalang, sehat," kata Badingah sebelum menyantap. 

Dia berharap masyarakat dan wisatawan untuk tidak takut menyantap olahan daging, asal diolah secara benar. 

"Saya menyatakan Kabupaten Gunungkidul, kalau makan daging di sini aman. Sebagaimana sudah dibuktikan bersama, makan daging Kabupaten Gunungkidul aman Halalal Toyiban," ucap Badingah. 

Pihaknya terus berupaya menekan peredaran hewan ternak yang berasal dari luar daerah.

Baca juga: Antraks di Gunungkidul, Dinkes Minta Warga Rebus Air Lebih Lama

Sebab, disinyalir hewan ternak yang terpapar antraks berasal dari luar daerah. 

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 27 orang warga Gunungkidul dinyatakan positif antraks.

Mereka mengonsumsi dan ikut menyembelih sapi yang positif antraks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com