Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Pengguna Narkoba, Polisi Malah Bongkar Sindikat Penipu Berkedok Pinjaman Online

Kompas.com - 16/01/2020, 12:51 WIB
Himawan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sebanyak 10 remaja laki-laki di Makassar diamankan tim respon Angngaru Polres Pelabuhan Makassar karena terlibat dalam sindikat penipuan berkedok pinjaman dana online di Jalan Serui, Kecamatan Wajo, Makassar, Rabu (15/1/2020) sekitar pukul 03.00  WITA. 

Dantim Respon Angngaru Polres Pelabuhan Iptu Asfada mengatakan, 10 remaja ini melakukan penipuan di sebuah warnet di Jalan Serui.

Kesepuluh remaja tersebut berinisial MM (17), AS (16), IF (16), TF (17), SM (16), WY (17), TS (18), LA (18), RD (18), dan MR (18). 

Bisnis penipuan ini terkuak tanpa sengaja saat dua pelaku, MM dan MR kedapatan membawa ganja oleh petugas yang sedang berpatroli di Jalan Irian, Kecamatan Wajo. 

 Sebelum ketahuan membawa ganja, keduanya diberhentikan saat sedang melawan arus di jalan tersebut tidak menggunakan helm.

"Gerak-geriknya mencurigakan. Saat dilakukan penggeledahan badan ditemukan satu saset ganja sintetis disimpan dalam bungkusan rokok di balik kerah baju milik MM," ujar Asfada melalui sambungan telepon, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Pura-pura Pindah Agama, Pria Ini Tipu dan Gasak Harta Milik Ustaz

Ganja itu dibeli MM untuk digunakan bersama komplotannya sembari melancarkan aksi tipunya di warnet tersebut.

Polisi akhirnya mengetahui bahwa remaja tersebut tidak hanya menggunakan ganja untuk iseng. MR gelisah ketika polisi menyita ponselnya. 

"Ini rekannya (MR) gemetar memegang handphone, terus diminta petugas untuk dicek. Kita temukan beberapa akun sosmed Facebook, WA. Ada juga percakapan seperti transaksi pinjaman online. Jadi handphone itu diamankan, karena diduga digunakan tindak kejahatan," bebernya. 

Saat menemukan indikasi kejahatan lain, polisi langsung bergegas menuju warnet di Jalan Serui dan menemukan delapan remaja lainnya yang sedang asyik berselancar di dunia maya. 

Saat diperiksa, ditemukan sejumlah akun yang berbeda yang dimiliki tiap remaja.

Akhirnya ke delapan remaja itu mengakui bahwa akun tersebut digunakan untuk melakukan penipuan.  

Modus

Modus ke 10 remaja melakukan penipuan dengan cara membuat akun Facebook yang fotonya berwajah perempuan yang mirip dengan pegawai bank.

Dari sini, banyak orang yang mengirimi pesan ke akun palsu tersebut dan transaksi berlanjut di WhatsApp.  

Korban yang ingin meminjam uang dari akun palsu harus menyetor biaya admin sebesar Rp 250.000 serta fotokopi KTP.

Baca juga: Kronologi Napi Retas Akun Facebook Anggota TNI dan Tipu Ratusan Juta, 70 Orang Jadi Korban

Setelah korban mentransfer biaya admin tersebut, uang yang dijanjikan pin tak kunjung cair. 

 "Sudah lama (dilakukan) pengakuannya begitu. Sementara dikembangkan sama reskrim korban-korbannya mana saja. Ada puluhan orang, tadi sore ada satu orang yang melapor," ungkap Asfada. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com