“Proses pencarian pada malam hari itu tidak menguntungkan posisi kita. Perhitungan kita untuk menangkap buaya ini bukan malam hari. Karena pada malam hari waktunya dia untuk cari makan. Nah, kenapa dia berjemur, karena buaya itu termasuk hewan berdarah dingin. Dia butuh panas untuk mencerna nutrisi dalam tubuhnya supaya jadi protein buat tenaga untuk buaya ini bergerak mencari mangsa di malam hari,” beber Panji, Minggu (21/1/2018).
Menurut ahli dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, butuh usaha bersama untuk menyelamatkan buaya yang kondisinya mirip dengan beberapa tahun lalu.
Salah satu cara adalah dengan mengamati titik-titik lokasi kemunculan buaya tersebut. Setelah itu, penyelamatan akan bisa dilakukan agar mencegah konflik dengan manusia.
"Alangkah bijaknya, warga yang kebetulan melihat keberadaan buaya tersebut segera melapor ke pihak terkait," kata Amir saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/1/2020).
(Penulis: Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.