Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Terbakar, Ibu dan Anak Orangutan Bertahan Hidup Tanpa Makanan Cukup

Kompas.com - 16/01/2020, 10:45 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

Solusi sementara

Meskipun kegiatan ini sukses memindahkan orangutan ke hutan yang lebih baik untuk kehidupannya, tranlokasi semacam hanyalah solusi sementara.

Translokasi ini tidak bisa mengurai akar permasalahan sebenarnya. Permasalahan sebenarnya terletak pada alih fungsi dan kerusakan hutan.

Ancaman terhadap kelangsungan hidup orangutan bertambah sejak kebakaran besar melanda sebagian besar wilayah di Ketapang.

Baca juga: Induk Dua Bayi Orangutan Diduga Dibunuh Sebelum Anaknya Diambil

Hutan yang terbakar menyebabkan banyak orangutan kehilangan tempat tinggal dan dan sumber penghidupannya.

"Orangutan-orangutan ini pergi meninggalkan rumahnya yang terbakar dan masuk ke kebun warga untuk mencari makan, menyebabkan tingginya jumlah perjumpaan manusia dengan orangutan yang tidak jarang menimbulkan konflik yang dapat merugikan orangutan dan manusia itu sendiri," urai Argitoe.

Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Noor Adirahmanta menerangkan, kerja-kerja konservasi sudah banyak dilakukan, berpuluh tahun, baik oleh pemerintah maupun bersama para mitra.

Namun, tantangan dan masalah yang muncul justru semakin meningkat.

"Sudah saatnya diambil langkah-langkah dan kebijakan yang lebih bersifat menyeluruh bukan hanya pada sektor konservasi saja tetapi juga pada sektor yang terkait dengan pemanfaatan ruang/wilayah," kata Sadtata.

Penyebab konflik

Sementara itu, Direktur IAR Indonesia, Karmele L. Sanchez menambahkan, konflik ini muncul karena orangutan kehilangan habitat yang merupakan rumah bagi mereka.

"Orangutan mencari makan ke kebun warga karena mereka tidak punya pilihan lagi akibat rumahnya yang musnah," ucap Karmele.

Baca juga: Dua Bayi Orangutan Diamankan di Langkat, Diduga Akan Dijual oleh Sindikat Perdagangan Satwa Dilindungi

Menurut dia, Mama Qia mampu mempertahankan hidup dan menjaga bayinya tanpa makanan yang mencukupi selama berbulan-bulan karena instingnya sebagai induk yang mempertahankan hidup anaknya.

"Kami sangat prihatin dengan melihat bagaimana orangutan ini berusaha mempertahankan hidup dengan kondisi habitat yang semakin hancur dan musnah," tutup Karmele.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com