Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MAKN Anggap Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo Hanya Mengada-ada, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/01/2020, 15:47 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah sempat menghebohkan publik karena mengklaim diri mereka sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit.

Menanggapi hal itu, Ketua Harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), KPH Eddy Wirabhumi menilai Keraton Agung Sejagat yang muncul di Purworejo hanyalah mengada-ada.

Karena keraton yang dipimpin seseorang yang dipanggil Sinuhun bernama asli Totok Santosa Hadiningrat itu tidak ada dasar historis atau cerita dan tidak mempunyai basis genetik raja terdahulu.

"Tidak usah terlalu diperbincangkan. Karena nanti malah membuang energi. Apalagi yang disampaikan berbau hal-hal yang mistis dan tidak masuk akal itu abaikan saja," kata Eddy di Solo, Jawa Tengah, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Bukan di Keratonnya, Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat Ditangkap di Yogya

Kerabat Keraton Surakarta ini menjelaskan, MAKN membuat aturan baku syarat menjadi anggota.

Mereka adalah raja, sultan, panglingsir, pemangku adat dari seluruh nusantara yang punya basis historis masa lalu.

"Situasi kerajaan Nusantara itu berbeda-beda. Sehingga yang ada rajanya ya tentu raja, yang Bali panglingsir, ada juga yang datu, lalu ada pemangku adat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing," terang suami GKR Wandansari Koes Murtiyah alias Gusti Moeng, adik dari Raja Keraton Surakarta Pakubuwana XIII.

"Tapi semua (kerajaan) basisnya kepada historis, adat dan tradisi di masing-masing," terangnya menambahkan.

Lebih jauh, Eddy menyampaikan, MAKN mempunyai peranan untuk masa kini dan akan datang melalui basis riset keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis.

Sehingga tidak sembarangan keraton bisa masuk menjadi bagian dari anggota MAKN.

"Di kami ini untuk masuk itu kriterianya tidak sembarangan bisa," ujar Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com