Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipa PDAM Bocor, 21.000 Rumah di Kota Malang Krisis Air Bersih

Kompas.com - 15/01/2020, 14:09 WIB
Andi Hartik,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Kota Malang, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih.

Penyebabnya, pipa jaringan PDAM bocor dan menyebabkan aliran air bersih ke sejumlah rumah berhenti.

Kebocoran pipa jaringan air itu terjadi pertama kali pada Jumat (10/1/2020).

Baca juga: Seorang Dokter di Bali Ditemukan Tewas di Kamar Hotel, Diduga Bunuh Diri

Pipa yang bocor berada di Jalan Raya Kidal, Tajinan, Kabupaten Malang.

Kemudian, pada Senin (13/1/2020), terjadi kebocoran pipa lagi di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Pipa yang bocor merupakan jaringan pipa transmisi berdiameter 500 milimeter.

Pipa tersebut dipendam pada kedalaman 2 meter.

Diperkirakan, ada sekitar 21.000 pelanggan yang terdampak bocornya pipa jaringan air tersebut.

Sisca Angelina (29), warga Perum Emerald Garden, Kelurahan Bumiayu, Kota Malang, menyampaikan, sudah lima hari saluran air bersih di rumahnya mati.

Baca juga: Asrama Polri Dijadikan Lokasi Pesta Narkoba, Ini Tanggapan Polda Maluku

Untuk memenuhi kebutuhannya, Sisca harus menumpang di rumah temannya.

"Sudah lima hari tidak ada air. Saya mandi numpang ke rumah teman-teman. Hidup saya nomaden jadinya, kayak tidak punya rumah," kata Sisca, Rabu (15/1/2020).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah Kota Malang mengerahkan sebanyak 20 mobil tangki untuk menyalurkan air bersih ke rumah warga yang terdampak.

Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, bocornya pipa jaringan air itu merupakan persoalan teknis.

Pihaknya meminta PDAM Kota Malang mengajukan bantuan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pengadaan pipa baru.

"Sudah direkayasa berkali-kali, tapi belum dapat solusi. Kami sudah minta ke Perumda Tugu Tirta untuk mengajukan lagi ke Kementerian PU," kata Sutiaji.

Direktur PDAM Kota Malang Mukhlas menyampaikan, kebocoran pipa disebabkan oleh debit air yang tinggi.

Sedangkan pipa sudah tidak bisa menampung arus air tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com