Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog: Keraton Agung Sejagat Purworejo Manfaatkan Warga yang Ingin Jadi Ningrat

Kompas.com - 15/01/2020, 13:21 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kemunculan Keraton Agung Sejagat yang dipimpin Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya, Dyah Giatrja yang sering dipanggil Kanjeng Ratu, karena memanfaatkan kebanggaan masyarakat menjadi ningrat.

Sehingga, keraton yang ada di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, ini mudah mencari pengikut.

Menurut sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) Universitas Kristen Satya Wacana, Dr Sri Suwartiningsih, Totok Santosa memanfaatkan pengikutnya yang ingin menjadi ningrat atau kerabat keraton.

"Karena itu pada saat ada peluang untuk menjadi orang yang terhormat dalam hal ini orang keraton dan menggunakan seragam megah, mereka sudah tidak rasional lagi," jelasnya, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Keraton Agung Sejagat, Hanya Cari Sensasi atau Benar Kerajaan Baru?

Menurut Sri, stratifikasi sosial masih menempatkan kaum priayi ada di atas.

"Maka pak Toto memiliki kecerdasan licik dalam menggaet warga yang masih pada tataran feodalisme ini. Dia mencoba mencari keuntungan dari peluang ini," tegasnya.

Apalagi, pengikutnya diiming-iming dengan jabatan dan gaji dollar sehingga banyak yang berminat.

"Namun, sebenarnya bukan uang yang mereka merasa bangga, namun masyarakat Purworejo yang notabene masih masyarakat desa dan setengah kota, menjadi orang keraton menganggap menaikkan status sosial," paparnya.

Baca juga: Ramai soal Keraton Agung Sejagat, Mengapa Deklarasi Kerajaan Itu Muncul?

Sri menilai mereka bangga pada saat memakai seragam dan juga menjadi bagian dari keraton ciptaan Toto yang pintar mengambil peluang ini.

"Masyarakat kita masih rawan akan hal ini. Dengan kondisi masyarakat yang masih pada cara berpikir kolonial dan feodal inilah, maka sosok pak Toto menjadi lebih bisa melebarkan sayapnya," ungkapnya.

Dia juga berharap agar media sosial dan media massa dapat mengisi konten dengan hal yang berkualitas sehingga dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Tujuannya agar orang-orang yang mau menyesatkan masyarakat tidak dapat ruang," harap Sri Suwartiningsih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com