Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Tak Diizinkan Ayah Berkarier dan Pesan untuk Wanita Indonesia (4)

Kompas.com - 15/01/2020, 11:24 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Walaupun semua itu tidaklah mudah. Dina mengatakan, untuk menjalankan semua peran tersebut, perempuan harus lebih kuat.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Urus 3 Adik sejak Kelas V SD (2)

Misal ketika mengerjakan satu proyek di China, tak ada satu pun toilet. Alasannya, karena laki-laki bisa buang air di mana saja.

Itulah yang membuat Dina membawa tisu perempuan ke mana pun. Namun ada kalanya ia mengalami infeksi saluran kemih karena menahan pipis.

Tak hanya itu, saat masih menyusui, ia kerap membawa anaknya meeting bersama dengan seorang saudara. Jika anaknya nangis, saudaranya tersebut akan memberi kode.

“Lalu saya katakan pada peserta meeting yang semuanya laki-laki, rapat ditunda dulu karena mau menyusui. Mereka pun mengizinkan,” tuturnya.

Peran ganda tersebut ia jalankan dengan ikhlas dan telaten. Hingga akhirnya ia bisa membuktikan pada sang ayah, bahwa dirinya bisa menjalankan berbagai peran tersebut dengan baik.

“Sekarang (ayah) bangga ketika melihat anaknya banyak menerima ucapan selamat. Kemarin bertemu dengan Pak Luhut, saya ajak beliau,” katanya.

Pesan untuk para perempuan

Meski orangtuanya konservatif, Dina mengagumi cara mereka mendidik dirinya. Namun hal itu tidak bisa diterapkan dalam mendidik anak-anaknya.

Sebab dulu, informasi belum seterbuka sekarang. Orangtua sulit mengontrol informasi yang bisa didapatkan oleh anak-anaknya.

Karena itu, komunikasi dan keterbukaan dengan anak-anak mutlak dilakukan saat ini. Pernah suatu hari, ada seseorang yang menawarkan perangkat lunak (software) untuk bisa melihat isi ponsel anak.

Dina langsung menolaknya. Ia percaya pada anak-anaknya sehingga tidak perlu membeli software semacam itu.

“Saya ceritakan itu pada anak-anak saya, termasuk alasan saya tidak membelinya,” kata lulusan Teknik Sipil ITB angkatan 1989 ini menjelaskan.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Awalnya Ditolak, Kini Dipuji Insinyur Jepang (3)

Dina pun membebaskan karir anak-anaknya kelak. Selain pada anak-anaknya, ia pun berpesan pada seluruh wanita di Indonesia.

“Jangan salah memilih suami. Saya termasuk orang yang nurut apa kata suami. Kalau suami meminta saya tinggal di rumah, maka saya akan tinggal di rumah. Tidak menjadi seperti sekarang,” kata Dina.

Karena suaminya open minded dan mengizinkan Dina mengambil peran di dunia kerja, ia pun bisa dalam posisi saat ini. (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com